Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Gajah Mati, Aktivis Peduli Hewan Lapor ke Mabes Polri

Kompas.com - 26/07/2013, 14:28 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah orang yang tergabung dalam kelompok pencinta satwa melaporkan kasus kematian gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) ke Mabes Polri, Jumat (26/7/2013). Dalam kurun waktu dua bulan terakhir, empat ekor gajah sumatera mati di Aceh.

Pemerhati satwa, Aulia Ferizal, mengatakan, sejak kasus pembantaian terhadap seekor gajah sumatera bernama Papa Genk di Desa Ranto Sabon, Kecamatan Sampoinet, Aceh Jaya, Sabtu (13/7/2013) lalu, ia sering diteror oleh sekelompok orang di Banda Aceh. Pasalnya, ia menggagas petisi usut tuntas kasus pembantaian Papa Genk di linimasa Change.org.

"Saya merasa tidak aman. Saya dicari karena menyebar petisi itu sehingga saya tidak bisa pulang ke Aceh untuk saat ini," kata Aulia saat ditemui usai menemui Wakapolri Komjen Nanan Sukarna untuk melaporkan kasusnya di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (26/7/2013).

Tidak hanya itu, Aulia mengatakan, tindakan intimidasi rupanya juga dirasakan oleh para pawang gajah (mahot) di Conservation Rensponce Unit (CRU), Aceh. Akibatnya, para pawang gajah dan gajah-gajah di lokasi tersebut harus dievakuasi ke PLG Sare, Aceh Besar.

Sementara itu, anggota kelompok Peduli Raju, Nurjanah Husien, mengatakan, setelah kasus pembantaian terhadap Papa Genk, kasus pembunuhan terhadap gajah kembali terjadi. Kali ini,  seekor gajah mati diracun di daerah Bayeum Bireum, Aceh Timur.

"Kemarin baru saja mati satu ekor lagi gajah karena diracun. Dengan begitu, sudah empat ekor gajah yang mati dalam kurun waktu dua bulan," ujarnya.

Dalam kasus pembantaian Papa Genk, Nurjanah mengungkapkan, Genk mati dengan cara mengenaskan. Gajah tersebut dijebak dengan menggunakan ranjau tombak besi yang menyebabkan kepalanya hancur hingga terlihat tengkoraknya. Bahkan, belalai gajah itu lepas dari kepalanya.

Nurjanah menambahkan, pasca-pembantaian terhadap Genk, polisi sempat menangkap empat orang yang diduga menjadi pelaku pembantaian. Kendati demikian, keempat warga itu lantas dilepas kembali karena polisi pun mendapat tekanan dari warga.

Pada kesempatan yang sama, Aktivis Peduli Kebun Binatang, Dian Paramitha, mengusulkan perlunya dibentuk Komisi Nasional Perlindungan Binatang Indonesia. Komisi itu nantinya bertugas untuk mengusut kasus pembunuhan terhadap hewan, terutama atas hewan yang nyaris punah.

"Lembaga ini tugasnya untuk menyupervisi kegiatan, membantu pemerintah merancang kebijakan dan perlindungan satwa," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com