Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Titipan untuk Sefti, Lagu yang Membela PKS

Kompas.com - 01/07/2013, 21:07 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Bidang Humas Mardani Ali Sera menghargai lagu "Papah Kini Sendiri (PKS)" karya Sefti Sanustika, istri Ahmad Fathanah, terdakwa kasus suap kuota impor daging sapi bersama mantan Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaaq. Ia tak ingin usil menghujat, dan sebaliknya justru berpesan kepada Sefti untuk membuat lagu yang membela partainya.

Mardani mengungkapkan, dirinya enggan memberikan komentar usil karena menghargai lagu tersebut sebagai bentuk kreativitas seseorang. Yang penting, kata dia, lagu tersebut bukan untuk mengambil kesempatan dari masalah yang tengah dihadapi PKS.

"Orang cari makan kok, boleh. Titip saja, buatin lagu yang belain PKS ya," kata Mardani saat dihubungi pada Senin (1/7/2013).

Untuk diketahui, di tengah maraknya pemberitaan tentang Ahmad Fathanah, terdakwa kasus korupsi impor daging sapi; muncul sosok Sefti Sanustika. Sefti, yang baru saja melahirkan bayi perempuan, mengaku sebagai istri pertama Fathanah. Ia pun muncul dengan segala kesedihannya lantaran sang suami ditangkap seusai berhubungan intim dengan seorang mahasiswi.

Belakangan muncul perempuan-perempuan lain di sekitar Fathanah. Pada mulanya, Sefti terpukul dan selalu menangis setiap diwawancara. Namun, kali ini ibu satu anak itu bangkit dan mulai membuat gebrakan. Sefti yang merupakan penyanyi dangdut itu kini merilis single terbarunya berjudul "Papa Kini Sendiri (PKS)".

Lagu "PKS" menjadi single andalan Sefti. Ia menceritakan lagu itu mengisahkan seorang suami yang bermasalah, tetapi istrinya tetap setia mencintainya. Hal ini pun mirip dengan kisah biduk rumah tangga Sefti dan Fathanah.

Meski dalam penyidikan terungkap bahwa Fathanah kerap mendekati perempuan-perempuan muda, Sefti tetap setia. Saat ditanyakan mengenai respons Fathanah dengan adanya lagu "PKS" itu, Sefti menuturkan bahwa suaminya sangat mendukung kariernya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
     PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

    PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

    Nasional
    LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

    LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

    Nasional
    MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

    MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

    Nasional
    PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

    PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

    Nasional
    Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

    Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

    Nasional
    Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

    Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

    Nasional
    'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

    "Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

    Nasional
    Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

    Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

    Nasional
    Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

    Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

    Nasional
    Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

    Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

    Nasional
    Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

    Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

    Nasional
    PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

    PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

    Nasional
    Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

    Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com