Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Sudah Kantungi Tersangka Perusakan Kantor Radar Madura

Kompas.com - 30/06/2013, 00:39 WIB
Kontributor Pamekasan, Taufiqurrahman

Penulis

Kode Penulis: KOMPAS.com/Taufiqurrahman Keyword Foto : Kapolres BKL

BANGKALAN, KOMPAS.com - Jufri, Kepala Desa Langkap, Kecamatan Burneh, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, kemungkinan besar bakal menjadi tersangka perusakan kantor Radar Madura, salah satu harian lokal milik Jawa Pos Grup, yang terjadi pada Kamis (27/6/2013).

Jufri terlibat kasus ini karena Kepala Biro Radar Bangkalan, Hariyanto, mengenal Jufri yang terlibat langsung dalam perusakan itu.

Hariyanto, bahkan menjadi korban pemukulan kelompok massa yang melakukan perusakan kantornya itu.

Kapolres Bangkalan, AKBP Soelistijono menjelaskan, untuk menetapkan Jufri sebagai tersangka polisi saat ini sudah memeriksa korban sekaligus saksi peristiwa perusakan kantor Radar Bangkalan.

"Polisi sudah mendapat gambaran siapa pelakunya setelah keterangan dari korban pemukulan sekaligus saksi. Tapi belum bisa kami sebutkan," terangnya, Sabtu (29/6/2013).

Soelistijono menegaskan pelaku perusakan bisa diancam pasal berlapis yakni pasal 351 dan 352 KUHP tentang intimidasi atau mengancam serta perusakan.

"Ancaman itu tergantung dari hasil keterang saksi-saksi dan barang bukti yang sudah kita peroleh," imbuhnya.

Pihaknya juga tidak akan main-main dalam menangani kasus ini. Sebab Kapolda Jawa Timur memberikan perhatian khusus terhadap perusakan kantor Radar Madura ini.

Sebelumnya, sebanyak 15 orang dengan mengendarai empat unit mobil mendatangi kantor Radar Madura.

Mereka melakukan perusakan di kantor tersebut sehingga menyebabkan beberapa inventaris kantor rusak.

Dua orang karyawan sempat dianiaya kelompok massa tak dikenal itu.

Motif perusakan itu diduga karena tidak puas dengan pemberitaan tentang pungutan terhadap Tenaga Harian Lepas (THL) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bangkalan.

Di samping itu, diduga adalah  pemberitaan tentang kampung narkoba di Bangkalan yang digrebek Polda Jawa Timur beberapa waktu lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com