Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sakit, Luthfi Sempat Dibawa ke RSCM

Kompas.com - 12/06/2013, 18:38 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com  Mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera, Luthfi Hasan Ishaaq, yang menjadi tersangka kasus dugaan korupsi dan pencucian uang kuota impor daging sapi, ternyata sempat dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Selasa (11/6/2013) malam, setelah mengaku sakit. Hal ini disampaikan oleh Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi Johan Budi di Jakarta, Rabu (12/6/2013).

"LHI (Luthfi Hasan Ishaaq) sakit, kemarin sempat dibawa ke RSCM," ujar Johan.

Johan mengaku belum mengetahui penyakit yang diderita Luthfi sehingga harus dibawa ke rumah sakit. Hanya, menurut Johan, Luthfi tidak sampai menjalani rawat inap.

"Hanya berobat, saya tidak tahu sakitnya apa," ucapnya.

Karena kondisi kesehatannya itu, Luthfi batal diperiksa KPK sebagai saksi untuk tersangka lainnya, Direktur Utama PT Indoguna Utama, Maria Elizabeth Liman, hari ini. Maria ditetapkan sebagai tersangka atas dugaan bersama-sama menyuap Luthfi terkait penambahan kuota impor daging sapi.

Adapun Luthfi segera menjalani persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi. Diperkirakan, sidang perdana Luthfi berlangsung pada pertengahan Juni. Johan mengatakan, sejauh ini tim jaksa KPK masih menyusun surat dakwaan Luthfi. Jika telah rampung, perkara Luthfi akan dilimpahkan ke Pengadilan Tipikor.

KPK menetapkan Luthfi bersama orang dekatnya, Ahmad Fathanah, sebagai tersangka penerimaan hadiah sekaligus pencucian terkait kuota impor daging sapi. Sama dengan Luthfi, Fathanah rencananya disidang perdana pada pertengahan Juni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

    Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

    Nasional
    Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

    Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

    Nasional
    Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

    Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

    Nasional
    Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

    Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

    Nasional
    PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

    PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

    Nasional
    Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

    Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

    Nasional
    Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

    Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

    Nasional
    BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

    BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

    Nasional
    Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

    Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

    Nasional
    Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

    Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

    Nasional
    Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

    Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

    Nasional
    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    Nasional
    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

    Nasional
    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com