Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konsumsi BBM Akan Dikurangi

Kompas.com - 04/06/2013, 07:34 WIB

NUSA DUA, KOMPAS.com — Pemerintah akan mempercepat pembangunan sejumlah pembangkit listrik tenaga uap di Tanah Air. Hal ini dilakukan untuk mengurangi konsumsi bahan bakar minyak pembangkit listrik dan antisipasi pelarangan impor batu bara kalori rendah oleh China.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik menyampaikan hal itu dalam pembukaan acara CoalTrans Asia, Senin (3/6/2013), di Nusa Dua, Bali. Acara itu dihadiri sekitar 2.000 peserta dari berbagai negara.

Dalam bauran energi nasional, porsi BBM masih mencapai 49,7 persen, sedangkan porsi gas 20 persen, batu bara 24,5 persen, serta energi baru terbarukan 6 persen. "Konsumsi minyak bumi harus turun karena mahal dan makin terbatas jumlahnya sehingga subsidi BBM terlalu tinggi," ujarnya.

Pada 2025, pemerintah menargetkan peran batu bara meningkat menjadi 33 persen dan pengembangan energi baru terbarukan menjadi 17 persen. Adapun pemakaian minyak sebagai sumber energi akan diturunkan menjadi 20 persen.

Terkait hal itu, pemerintah akan mempercepat realisasi sejumlah proyek PLTU. Menurut rencana, pemerintah akan memasukkan sejumlah proyek PLTU dengan total kapasitas minimal 5.000 MW ke dalam program percepatan pembangunan pembangkit listrik 10.000 MW tahap dua. Jadi, kapasitas pembangkit dalam program itu menjadi lebih dari 15.000 MW.

Peningkatan kebutuhan batu bara di dalam negeri itu dikombinasikan dengan situasi pasar internasional batu bara yang tengah kelebihan suplai sehingga harga komoditas tambang itu anjlok. "Jadi, sementara harga batu bara turun, produksi batu bara akan menambah ketersediaan energi," katanya.

Direktur Perencanaan dan Pembinaan Afiliasi PT PLN Murtaqi Syamsuddin sebelumnya menyatakan, pihaknya mengusulkan penambahan kapasitas tenaga listrik sekitar 7.000 megawatt (MW) dalam program percepatan pembangkit 10.000 MW tahap dua. Dengan tambahan kapasitas itu, kebutuhan batu bara untuk pembangkit listrik diproyeksikan 110 juta ton pada 2018.

Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI), Supriyatna Suhala, menyatakan, industri siap memenuhi kebutuhan batu bara di dalam negeri yang terus meningkat. Setiap tambahan kapasitas PLTU 1.000 MW, diperlukan tambahan volume pasokan batu bara 3-3,5 juta ton.

Terkait wacana pelarangan impor batu bara kalori rendah, yaitu di bawah 5.000 kilokalori, oleh China, Jero meminta agar para pelaku memperluas pasar ekspor batu bara ke negara-negara lain di Asia. (EVY)

Baca juga:
Beli BBM Subsidi Pakai Jeriken Wajib Punya Surat dari Lurah
Sebelum Oktober, Pembeli BBM Bersubsidi Harus Punya RFID

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com