Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaliber dan Darah di Kasus Korlantas

Kompas.com - 24/05/2013, 18:47 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur PT Inovasi Teknologi Indonesia (ITI) Sukotjo S Bambang mengakui mengeluarkan sejumlah uang untuk memuluskan proyek simulator ujian surat izin mengemudi roda empat (R4) dan roda dua (R2) di Korps Lalu Lintas Polri tahun anggaran 2011.

Saat bersaksi di sidang terdakwa Inspektur Jenderal Djoko Susilo di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Jumat (24/5/2013), Sukotjo mengaku menyerahkan uang setelah diminta oleh berbagai pihak, terutama dari pihak kepolisian. Permintaan itu disampaikan dengan menggunakan istilah.

Sukotjo mengku kerap dimintai uang oleh anggota panitia lelang, Ni Nyoman Suartini, selama proses tender. Untuk diketahui, perusahaan milik Sukotjo bukan peserta lelang. Namun, ia diberi order oleh Direktur PT Citra Mandiri Metalindo Abadi (CMMA) Budi Susanto. PT CMMA dipastikan akan memenangkan tender setelah terjadi kongkalikong dengan Korlantas Polri.

Sukotjo mengaku diberi tugas membuat dokumen persyaratan mengikuti tender lima perusahaan peserta tender, baik dokumen administrasi maupun teknis. Sukotjo mengaku selalu bekerja bersama I Nyoman. Menurut dia, saat itu I Nyoman kerap meminta uang.

"Kadang-kadang ucapannya 'Bos sudah capek nih malam minggu, butuh tambah darah'. Saya beri kisaran rata-rata Rp 10 juta. Biasanya saya kasih ke Ni Nyoman," kata Sukotjo.

"Uang itu buat sendiri atau dibagi ke teman-temannya?" tanya hakim. "Saya tidak tahu kalau pembagiannya," jawab Sukotjo.

Sukotjo juga mengaku pernah menyerahkan uang tunai Rp 50 juta kepada Brigjen (Pol) Didik Purnomo ketika masih menjabat Wakil Korlantas Polri pada Maret 2011. Awalnya, Sukotjo mengaku dipanggil I Nyoman.

"Dia bilang 'Bos, kasihan Pak Waka (Didik). Pak Budi tidak pernah perhatikan Pak Waka. Sampean tolong perhatikan. Saya tanya bagaimana caranya. Dijawab 'yah diperhatiinlah, kasih dana'. Saya tanya berapa besarannya. Dijawab 'kaliber 50 atau 100 lah'," papar Sukotjo.

"Waktu itu saya katakan saya akan datang dua hari lagi, hari Jumat. Hari Jumat saya datang ke Korlantas. Terus saya bilang sudah ada barangnya. Kemudian ditanya 'kaliber berapa yang dibawa?' (Saya jawab) Kaliber 50. Ditanya 'bagaimana kemasannya?' Kemasannya biasa oleh-oleh Bandung dalam brownis," tambah Sukotjo.

Menurut Sukotjo, ia lalu diantar oleh staf bernama Indra ke ruangan Wakil Korlantas. Indra masuk terlebih dulu. Setelah beberapa saat di dalam ruangan, Indra mempersilakan Sukotjo masuk. "Saya lalu berikan oleh-oleh Bandung ke Pak Waka," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

    Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

    Nasional
    Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

    Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

    [POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

    Nasional
    Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

    Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

    Nasional
    PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

    PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

    Nasional
    Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

    Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

    Nasional
    PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

    PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

    Nasional
    ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

    ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

    Nasional
    Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

    Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

    Nasional
    PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

    PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

    Nasional
    Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

    Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

    Nasional
    Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

    Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

    Nasional
    Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

    Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

    Nasional
    Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

    Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com