Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggaran Kurikulum 2013 Disetujui dengan Syarat

Kompas.com - 23/05/2013, 11:27 WIB
Luki Aulia

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggaran Kurikulum 2013, yang berubah lagi untuk kali ketiga menjadi sebesar Rp 829 miliar, telah disetujui Panitia Kerja Kurikulum di Komisi X DPR. Hanya, persetujuan itu disertai dengan banyak catatan dan persyaratan, terutama desakan agar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan segera melengkapi dokumen Kurikulum 2013 dan rincian pergeseran anggaran per kegiatan.

Demikian informasi yang diperoleh Kompas pada Rabu (22/5/2013) malam. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh tidak bersedia mengomentari informasi itu. Namun, ia hanya berharap jika memang benar, maka hal itu akan dapat menenangkan masyarakat. "Supaya masyarakat tidak bertanya-tanya terus tentang kejelasan implementasi kurikulum," ujarnya.

Namun, anggota Komisi X dari Fraksi Partai Golkar yang juga anggota panitia kerja (panja) Kurikulum 2013, Ferdiansyah, menyangkal informasi itu dan menegaskan panja belum memutuskan apa pun tentang anggaran Kurikulum 2013. Pasalnya, masih banyal hal yang membutuhkan penjelasan dari pemerintah. Sebelum memutuskan, semua dokumen harus dilengkapi terlebih dahulu. "Panja kan tidak punya kekuatan apa-apa. Hanya bisa beri rekomendasi. Harus dibahas dan diputuskan di rapat internal Komisi X. Kalau jadi, raker dijadwalkan Senin malam," kata Ferdiansyah ketika dihubungi, Kamis (23/5/2013) pagi.

Hal senada dikemukakan anggota panja Raihan Iskandar dari Fraksi PKS. Ia menegaskan, belum ada kata setuju dari panja. Dalam rapat internal, Rabu, hanya dibahas bahwa panja tetap menuntut data dari pemerintah tentang pergeseran anggaran Kurikulum 2013 dari Rp 611 miliar menjadi Rp 829 miliar. "Data yang kemarin dikirim tidak lengkap. Dokumen kurikulum yang lengkap dan rincian pergeseran anggarannya hingga sekarang tidak lengkap. Bahkan dikirim dokumen yang lama. Padahal sudah ada yang baru," kata Raihan.

Meski belum ada keputusan final dari panja, lanjut Raihan, panja memberikan catatan bahwa pemerintah dinilai belum siap dan koordinasi internal Kemdikbud lemah. Itu tampak pada saat raker, Mendikbud Nuh selalu mengaku sudah siap, tetapi dokumen yang diminta tidak pernah siap.

Rencananya, keputusan panja akan diambil pada saat rapat kerja, Senin (27/5/2013) malam. "Tetapi itu bisa saja mundur kalau bahan yang kami minta masih belum dikirim, kurang lengkap, atau salah kirim lagi," kata Raihan.

Anggota panja dari Fraksi PPP, Reni Marlinawati, menjelaskan kesimpulan keputusan panja disertai dengan beberapa catatan. Keputusan panja bukan keputusan final karena harus dibawa ke rapat internal Komisi X. Keputusan mengenai anggaran Kurikulum 2013 itu tergantung pada keputusan komisi. "Tergantung apakah nanti komisi setuju atau tidak. Lagi pula keputusan tentang kurikulum mungkin nanti dilakukan melalui pandangan mini fraksi karena masih ada perbedaan antarfraksi," kata Reni.

Menurut Reni, masih banyak hal yang harus diperjelas sebelum memutuskan implementasi Kurikulum 2013. Ia mengaku cemas jika implementasi Kurikulum 2013 dipaksakan tanpa uji coba terlebih dahulu. Jika dipaksakan, maka ia khawatir akan menjadi musibah kedua seperti ujian nasional kemarin.

"Banyak hal yang masih harus dibahas. Persiapan belum matang, buku SMA belum selesai, konten masih banyak yang harus dikritisi, pemilihan sekolah yang hanya berkualifikasi A, persiapan implementasi yang mepet, dan anggaran yang masih harus dikaji," kata Reni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Nasional
Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Nasional
Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

Nasional
Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Nasional
Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Nasional
Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com