JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Nasional Pemberantasan Teroris Ansyaad Mbai membantah aksi penyergapan terduga teroris pada pekan ini merupakan upaya pengalihan isu politik yang saat ini tengah terjadi.
"Saya melihat masalah di pemerintahan banyak, tetapi terorisme juga banyak," kata Ansyaad di Jakarta, Sabtu (11/5/2013).
Menurutnya, banyak persoalan politik dan negara yang saat ini tengah ditangani pemerintah. Sejalan dengan itu, pemerintah pun juga tidak lepas tangan dalam menanggulangi persoalan terorisme. Ada kalanya, penanganan proses politik dan penyergapan teroris terjadi di saat bersamaan.
"Saya kira itu (hanya persoalan) kebetulan," kata Ansyaad.
Selain itu, banyaknya jumlah teroris yang ada, kata Ansyaad, juga menjadi indikasi jika persoalan terorisme masih menjadi ancaman serius yang harus diwaspadai dan ditangani oleh pemerintah.
Kekuatan teroris di Indonesia pun tercatat cukup besar. Dari catatan BNPT, setidaknya terdapat 89 orang terduga teroris yang ditangkap selama kurun waktu antara 2012 hingga sekarang. Jumlah itu, belum termasuk dengan jumlah terduga teroris yang berhasil dibekuk Densus 88 dalam kurun waktu beberapa hari terakhir.
"Yang kita lihat minggu ini sebagai gambaran, sampai dengan hari ini itu ada 24 orang (yang ditangkap). Itu belum termasuk kelompok yang merencanakan penyerangan ke Kedubes Myanmar itu itu ada 2 orang, yang satu kemarin malam (sudah) ditangkap di Lampung, yang satu masih dicari," katanya.
Seperti diketahui, pada Rabu (8/5/2013) lalu, Densus 88 melakukan operasi penangkapan terduga teroris di beberapa kota, Bandung, Kendal, dan Kebumen. Hasilnya, 13 orang ditangkap dan tujuh orang terduga teroris tewas di tempat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.