Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah 3 Ciri Capres yang Baik

Kompas.com - 09/05/2013, 16:33 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menjelang pelaksanaan Pemilu 2014, saat ini, mulai bermunculan figur-figur politik yang akan maju dalam bursa calon presiden. Figur-figur tersebut ada yang memang diusung oleh partai politik, tetapi ada juga yang masih belum mendapat dukungan parpol. Figur tersebut dapat dikategorikan ke dalam capres alternatif.

Menurut mantan Menteri Perekonomian pada era Presiden Abdurrahman Wahid, Rizal Ramli, siapa pun nantinya figur yang akan maju sebagai capres harus memiliki tiga sifat dasar seorang pemimpin yang baik. Pertama, seorang capres harus memiliki visi yang jelas dalam membangun bangsa. Hal itu, menurutnya, dapat ditunjukkan dengan adanya program kerja yang ingin diwujudkan selama menjadi presiden.

"Kedua, karakter. Karakter ini baru diuji saat ada godaan," katanya saat menjadi pembicara dalam diskusi Hitam Putih Capres 2014: Siapa Pantas, Siapa Tidak? di Galeri Kafe Cikini, Jakarta, Kamis (9/5/2013).

Ketiga, menurutnya, seorang capres harus dapat memiliki kemampuan teknis dalam mengurai masalah dengan baik. Hal itu diperlukan, terutama ketika negara menghadapi persoalan yang memerlukan solusi yang cepat dan tepat. "Sayangnya, di Indonesia ini yang terpenting justru popularitas," ungkapnya.

Dia menjelaskan, tidak sedikit capres yang akan maju dalam pemilu presiden mendatang justru hanya berlandaskan popularitas semata. Hal itu, menurutnya, tidak jauh berbeda dengan kondisi di Filipina. "Dari hasil studi saya di Filipina, yang bisa jadi kepala daerah hanya yang dekat dengan 200 konglomerat di sana dan publik figur saja seperti artis," ungkapnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Dewan Perwakilan Daerah Irman Gusman. Menurutnya, di era masa transisi pascareformasi, seharusnya Indonesia dipimpin oleh figur yang memiliki visi yang jelas.

"Banyak faktor yang harus kita lihat. Orang tidak bisa datang ujug-ujug. Track record itu penting dan bisa jadi ukuran," katanya di tempat yang sama. Dia menambahkan, figur capres yang nantinya akan maju juga harus memiliki bekal wawasan kebangsaan yang kuat.

Pasalnya, sebagai negara yang kaya akan suku bangsa, Indonesia, menurutnya, memerlukan figur yang bisa menjaga hal itu, bukan pemimpin yang bersifat teknokratis dan administratif. "Pimpinan itu juga harus aspiratif. Dia harus paham bagaimana politik kebangsaan dan dia harus bisa menjadi trouble shooter karena saat ini masyarakat tengah dilanda krisis kepercayaan," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com