Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Densus Rampas "Harta" Terduga Teroris

Kompas.com - 09/05/2013, 15:54 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri meringkus 20 terduga teroris di sejumlah lokasi, yakni Jakarta, Tangerang Selatan, Jawa Barat, dan Jawa Tengah sejak Selasa (7/5/2013) hingga Kamis (9/5/2013). Dari penggerebekan itu, polisi menyita sejumlah barang bukti, mulai dari senjata api, bom rakitan, barang elektronik, hingga uang tunai.

Dari penangkapan di Jakarta dan Tangerang Selatan, polisi menyita satu senjata api jenis revolver, 20 butir peluru, sejumlah perhiasan yang diduga hasil perampokan di toko emas untuk mendanai aksi teror atau fa’i, uang senilai sekitar Rp 30 juta, laptop, dan satu handphone.

"Uang itu diduga hasil fa’i," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal (Pol) Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (9/5/2013).

Di Bandung, polisi menyita satu pistol rakitan jenis browning, satu senjata api jenis revolver, satu magasin, 200 butir amunisi kaliber 3,8, pisau genggam, 80 butir amunisi kaliber 9 mm, uang tunai Rp 6 juta, satu handphone, kamera, dan dua buah modem.

Setelah itu, di Kendal dan Batang, Jawa Tengah, polisi menyita satu senjata api jenis FN dan enam butir peluru, satu senjata revolver dan tiga butir peluru, notebook, dan flash disk.

Terakhir, di Kebumen, Jawa Tengah, berhasil disita tiga senjata api revolver, 54 butir peluru, tiga bom pipa, satu granat manggis, laptop, lima handphone, dua handy talky, empat motor, peta, dan denah sketsa target.

Untuk diketahui, dari 20 terduga teroris yang ditangkap, tujuh di antaranya tewas. Di Bandung, Batang, dan Kebumen, penggerebekan diwarnai baku tembak antara terduga teroris dan anggota Detasemen berlambang burung hantu itu. Mereka diduga dipimpin oleh Abu Roban alias Untung alias Bambang Nangka yang juga tewas dalam penggerebekan di Batang, Jawa Tengah, Rabu (8/5/2013). Sebagian besar dari terduga teroris ini terlibat dalam aksi perampokan untuk mendanai aksi teror atau fa’i.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

    Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

    Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

    Nasional
    Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

    Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

    Nasional
    Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

    Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

    Nasional
    Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

    Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

    Nasional
    Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

    Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

    Nasional
    SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

    SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

    Nasional
    'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

    "Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

    Nasional
    Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

    Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

    Nasional
    Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

    Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

    Nasional
    Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

    Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

    Nasional
    Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

    Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

    Nasional
    Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

    Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

    Nasional
    Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

    Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

    Nasional
    'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

    "Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com