Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibu Jualan Lontong, Anak S-2 di Jerman

Kompas.com - 08/05/2013, 12:15 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Tak pernah terpikir di benak Watiyah (60) alias Mak Wati bisa melihat putri bungsunya, Riska Panca Widowati (23) menempuh pendidikan S-2 di luar negeri. Pada 2011 lalu, Riska mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan master ke Universitas Konstanz, di Kota Konstanz, Jerman. Sebelumnya, ia menyelesaikan pendidikan sarjananya di jurusan Sastra Jerman, Universitas Negeri Jakarta, angkatan 2007.

Salah satu yang membuat Mak Wati "serasa bermimpi" adalah kondisi keluarganya yang hanya golongan ekonomi menengah ke bawah. Suaminya, Wagimin, hanya seorang buruh bangunan, sementara Mak Wati berjualan makanan keliling di Gedung DPR, Jakarta. Mak Wati dan Wagimin memiliki lima orang anak.

Mak Wati lantas berkisah, ketika awal mula ia mendapatkan kabar gembira dari putrinya. Awalnya, ia melarang Riska untuk berangkat ke Jerman. Mak Wati khawatir dengan kehidupan yang akan dijalani Riska di negeri orang. Namun, setelah mendapatkan masukan dari banyak orang dan melihat kemauan keras putrinya, Mak Wati pun memberi restu.

"Saya mah enggak tahu beasiswanya dari mana. Anak saya enggak ngajuin, tapi ditawarin kuliah di Konstanz, tinggalnya di asrama," kata Mak Wati, saat dijumpai Kompas.com, di lantai 18, Gedung Nusantara I, DPR, Rabu (8/5/2013) pagi

"Skype"-an

Setelah Riska berangkat ke Jerman, Mak Wati, yang tinggal di Cidodol, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, ini pun menjadi melek teknologi. Jarak jauh membuatnya menjadi akrab dengan internet, demi mengobati rindu melihat putrinya. Salah satu andalannya adalah menggunakan Skype. Menurutnya, jika sudah "Skype"-an dengan Riska, ia menjadi lupa waktu. Berjam-jam ia habiskan di depan layar komputer untuk ngobrol dengan putrinya.

"Dia (Riska) yang nelepon, kadang malah sambil makan. Sekarang dia gemukan, tambah putih, tambah cantik. Dia sudah ke mana-mana katanya, fotonya banyak, ke Berlin juga sudah," ujar Mak Wati sambil tersenyum.

Bila tak ada halangan, pada September 2013 nanti Riska akan menyelesaikan studinya dan kembali ke Indonesia. Mak Wati mengaku tak memiliki rencana khusus untuk menyambut putrinya. Ia hanya berharap Riska kelak bisa berhasil dan bisa mengangkat derajat keluarganya.

Terkenal di DPR

Nama Mak Wati begitu dikenal di Gedung DPR. Khususnya di kalangan asisten dan staf ahli angggota DPR, PNS kesekretariatan, sampai petugas Pamdal, dan office boy. Sejak tahun 1984, wanita yang memiliki 10 orang cucu ini mulai menjajakan dagangannya.

Saat ini, ia biasa berjualan di Gedung Nusantara I, di sekitar lantai 3 hingga lantai 22. Selain lebih murah, makanan yang dijual Mak Wati juga memiliki rasa yang enak. Ada lontong sayur, bihun goreng, dan aneka gorengan serta camilan. Makanan yang dijual mulai dari Rp 500 sampai Rp 7.000. Tak heran bila dagangannya cepat habis. Biasanya, ia pulang ke rumah sebelum sore dengan membawa hasil berjualan sebesar Rp 100.000 - Rp 150.000.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Nasional
Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com