Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden: Jangan Ada Intervensi Politik di Hulu Migas

Kompas.com - 08/05/2013, 03:28 WIB

Jakarta, Kompas - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengingatkan, sektor usaha minyak dan gas bumi sangat penting bagi perekonomian bangsa. Oleh karena itu, investasi dan tata kelola di sektor ini perlu diperhatikan. Presiden berharap tidak ada lagi intervensi politik di sektor ini, terutama di bagian hulu.

”Dulu saya sering mendapatkan berita dan cerita, katanya suka ada intervensi politik untuk kepentingan bisnis. Saya berpesan jaga, lindungi, jangan sampai ada yang merusak. Kita ingin menegakkan tata kelola usaha hulu migas. Kalau ada di luar sistem, tidak sesuai peraturan, tolak saja dengan tegas. Dengan begitu tidak ada yang merugikan negara,” kata Presiden, Selasa (7/5), saat menerima laporan dari Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Rudi Rubiandini.

”Saya yakin pimpinan SKK Migas akan tegas. Tapi kalau ada yang nekat, sampaikan kalau tugas dari Presiden itu untuk menjalankan usaha hulu migas ini sesuai aturan dan undang-undang yang berlaku. Dengan begitu negara tidak dirugikan, saudara aman, kita semua aman,” katanya.

Menutup penurunan

Menurut Presiden, di saat pertumbuhan ekonomi di semua negara di dunia melambat akibat merosotnya ekspor ke negara lain, Indonesia perlu memiliki strategi jitu.

Peningkatan investasi di seluruh sektor, termasuk investasi di sektor migas, diharapkan dapat menutupi penurunan ekspor tersebut.

Persoalan hambatan perizinan investasi juga disinggung Presiden saat memimpin rapat kabinet terbatas seusai menerima laporan SKK Migas. Menurut Presiden, perlu ada perubahan radikal tentang perizinan atau pengelolaan usaha baik di pusat maupun di daerah.

”Di daerah kadang-kadang justru hambatannya luar biasa. Ini menurut saya yang harus betul kita lakukan perbaikan, jangan tanggung-tanggung,” katanya.

Kenaikan produksi

Sementara itu, Rudi menyatakan, ada kenaikan produksi minyak dalam tiga bulan terakhir, dari sebelumnya rata-rata 827.000 barrel per hari menjadi 834.000 barrel per hari. Bahkan rata-rata per hari dalam sebulan pernah mencapai 840.000 barrel per hari.

Meski produksi minyak meningkat, namun jumlah itu belum mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Dari produksi nasional sekitar 840.000 barrel per hari, yang bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri hanya dua pertiganya, atau sekitar 560.000-600.000 barrel per hari. Sementara kebutuhan nasional hampir 1,4 juta-1,5 juta barrel per hari. (WHY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com