Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Susno Simpang Siur

Kompas.com - 03/05/2013, 02:58 WIB

Bandung, Kompas - Keberadaan mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komisaris Jenderal (Purn) Susno Duadji masih simpang siur. Isu keberadaannya di banyak tempat, termasuk di wilayah Kabupaten Bandung, belum bisa dipastikan.

Pengamatan di rumah Susno di Jalan Dago Pakar Utama No 6 Perumahan Resor Dago Pakar terlihat sepi, Kamis (2/5). Rumah dengan dominasi cat coklat itu terlihat tidak terawat. Tidak ada lampu yang dinyalakan, gorden tertutup rapat, dan daun kering berserakan di beranda rumah.

Menurut Aceng, warga Kampung Ciosa, Desa Mekarsaluyu, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, rumah Susno sepi dan kosong sejak gagalnya eksekusi Kejaksaan Agung sekitar seminggu lalu. ”Biasanya seminggu sekali Susno ada di sana. Sekarang sudah tidak kelihatan lagi. Saya terakhir kali melihatnya pulang malam hari setelah eksekusi gagal. Singgah sebentar dan langsung pergi,” kata Aceng.

Kabar keberadaan Susno hingga kini masih misteri. Ramai isu menyebutkan banyak lokasi yang digunakan Susno untuk bersembunyi. Susno sempat diduga ada di Soreang, Kabupaten Bandung; Garut, Pangandaran, hingga Jawa Tengah. Sebagian besar informasi itu berdasarkan sinyal telepon Susno yang terdeteksi polisi. ”Saya belum mendengar ada kabar keberadaan Pak Susno di Pangandaran,” kata Kepala Polsek Pangandaran Komisaris Bujang Harahap.

Kepala Polres Bandung Ajun Komisaris Besar Kemas Ahmad Yamin berharap media tak terburu-buru memberikan informasi. Selain belum pasti, informasi itu juga dikhawatirkan akan menghambat penyelidikan. Ia yakin, polisi sedang berusaha keras mencari Susno. Sebelumnya, Kepala Polda Jawa Barat Inspektur Jenderal Tubagus Anis Angkawijaya mengatakan, tim khusus terus melakukan pencarian. ”Kami terus melacak keberadaannya. Semoga saja bisa cepat dituntaskan,” katanya.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal (Pol) Boy Rafli Amar mengatakan, aparat Polri serius membantu jaksa menyelidiki keberadaan Susno dan membantu eksekusi. Menurut Boy, penggunaan teknologi memang dapat digunakan dalam mencari Susno, tetapi tidak selalu berhasil. Ia menambahkan, kepolisian dapat saja mendeteksi nomor telepon genggam atau e-mail. ”Namun, kalau telepon genggam dalam keadaan mati, tidak bisa,” katanya.

Namun, Wakil Ketua Badan Pekerja Indonesia Corruption Watch Emerson Yuntho mengatakan, ”Sulit untuk percaya bahwa kepolisian tidak mengetahui di mana Susno. Menangkap teroris saja bisa, mengapa untuk kasus ini seperti tidak bisa. Ada dugaan Susno memang mendapat perlindungan dari kekuatan-kekuatan tertentu yang kepentingannya dirugikan jika Susno dieksekusi. Mereka khawatir Susno akan mengungkapkan kasus-kasus lebih besar.”

Kejagung pun berencana menambah tim di lapangan. ”Kami akan menambah tim untuk mencari dan mengeksekusi Susno. Tolong bersabar. Kami serius. Kami, kan, harus melaksanakan putusan pengadilan,” kata Wakil Jaksa Agung Darmono.(CHE/FER/ANA/RYO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com