Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mulai Besok, KPU Verifikasi Data DCS 12 Parpol

Kompas.com - 22/04/2013, 19:09 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi Pemilihan Umum akan melakukan verifikasi seluruh data daftar calon sementara (DCS) anggota legislatif yang diserahkan 12 partai politik peserta Pemilihan Umum 2014. Verifikasi tahap I akan dimulai Selasa (23/4/2013) sampai Rabu (8/5/2013).

"KPU akan memverifikasi, meneliti berkas yang diserahkan parpol, menyangkut persyaratan parpol dan individual bakal caleg," Ketua KPU Husni Kamil Manik setelah ditutupnya pendaftaran DCS di Kantor KPU, Jakarta, Senin (22/4/2013) petang.

Husni menjelaskan, ada tiga parpol yang belum menyerahkan penuh data bakal calegnya. Sesuai aturan, setiap parpol dapat menyerahkan 560 bakal caleg. Tiga parpol yang belum penuh bakal calegnya, yakni Partai Keadilan Sejahtera 492 orang, Partai Keadilan Persatuan Indonesia 512 orang, dan Partai Bulan Bintang 552 orang.

Adapun parpol yang sudah menyerahkan data bakal caleg sebanyak 560 orang adalah Partai Hanura, Partai Golkar, Partai Demokrat, PDI Perjuangan, Partai Nasdem, Partai Gerindra, Partai Amanat Nasional, Partai Persatuan Pembangunan, dan Partai Kebangkitan Bangsa.

Berdasarkan informasi dari parpol, kata Husni, seluruh parpol telah memasukkan bakal caleg perempuan melebihi persyaratan yang ditetapkan, yakni 30 persen. Hanya saja, KPU akan meneliti kebenaran data tersebut.

Husni menambahkan, seluruh parpol diperbolehkan untuk memperbaiki, mengubah, menyempurnakan, atau menambah DCS dalam waktu 9-22 Mei 2013. Parpol dibolehkan mengubah bakal calegnya atau nomor urut di daerah pemilihan. Setelah itu, KPU akan melakukan verifikasi tahap II pada 23-29 Mei 2013. DCS akan diumumkan pada 13-17 Juni 2013.

"Kalau ada perbedaan dari DCS sekarang, calon yang baru itu hanya sekali diperiksa KPU. Jika tidak memenuhi persyaratan, langsung out. Kalau calon yang sudah masuk kan masih bisa diperbaiki datanya nanti, misalnya ijazahnya ada atau tidak," kata Husni.

Baca berita terkait dalam topik:
Geliat Politik Jelang 2014

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

    Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

    Nasional
    Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

    Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

    Nasional
    Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

    Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

    Nasional
    Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

    Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

    Nasional
    Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

    Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

    Nasional
    May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

    May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

    Nasional
    Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

    Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

    Nasional
    Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

    Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

    Nasional
    Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

    Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

    Nasional
    Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

    Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

    Nasional
    Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

    Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

    Nasional
    Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

    Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

    Nasional
    Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

    Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

    Nasional
    Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

    Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

    Nasional
    Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

    Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com