Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P: Kantor Partai Tidak Boleh Diacak-acak Siapa Pun

Kompas.com - 22/04/2013, 03:32 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Insiden yang melibatkan anggota Yon Zikon 13 TNI AD di kantor DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, di Jalan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Sabtu (20/4/2013) malam, tidak boleh dibiarkan dan menjadi preseden buruk. Terlepas kemungkinan tidak ada motif politik yang melatari peristiwa itu, pengusutan tuntas dan tindakan tegas harus dilakukan terhadap para pelaku.

"Kantor partai adalah salah satu lambang dan merupakan kehormatan partai, tidak boleh diacak-acak siapa pun," tegas Sekjen PDI-P Tjahjo Kumolo melalui layanan pesan, Minggu (21/4/2013). Apa pun latar peristiwa tersebut, prajurit TNI tidak boleh begitu saja masuk markas partai dan memukuli orang tanpa sebab.

Tjahjo mengatakan, ada anggota pasukan pengamanan partainya yang terluka karena dipukul tanpa sebab. Partai sudah memintakan visum untuk pemukulan ini. Komandan Yon Zipur 13 sudah pula diminta datang pada malam kejadian tersebut. "Kami minta pertanggungjawaban atas kelakuan anak buahnya masuk markas partai seenaknya, memukuli orang tanpa sebab," tegas dia.

PDI-P juga telah meminta garnisun melakukan pengusutan tuntas dan menjatuhkan sanksi yang tepat untuk insiden tersebut. Apalagi, saat ditangkap, dua di antara pelaku mengaku berasal dari kesatuan lain, tetapi ketika digeledah ternyata berasal dari yonif yang bermarkas di Lenteng Agung.

Gara-gara tabrakan dengan anak SMA

Penyerangan ke kantor DPP PDI-P bermula dari tabrakan salah satu anggota Yon Zikon 13 dengan seorang pemuda yang tak diketahui identitasnya. Di lokasi kecelakaan, pemuda tersebut dihajar oleh si oknum tentara. Oleh petugas keamanan DPP PDI-P, kejadian tersebut dilerai.

Bukannya selesai, tak berselang lama justru datang belasan orang ke DPP PDI-P. Berdalih mencari anak SMA yang melarikan diri ke arah markas partai ini, para oknum tentara tersebut langsung menerobos bahkan memukul petugas keamanan partai.

Dua tentara yang merangsek masuk bisa diamankan pengawal pribadi Ketua Umum DPP PDI-P Megawati Soekarnoputri. Mereka yakni Pratu Rachmat dan Pratu Junaedi. Sempat diinterogasi oleh beberapa petinggi PDI-P, kedua prajurit dibawa oleh garnisun, setelah sebelumnya Dan Yon Zikon 13 datang.

"Kedua pelaku ini sudah diambil patroli garnisun dan Komandan Batalyon Zipur 13 untuk diproses hukum kesatuannya," ujar Wakil Ketua Komisi I DPR dari PDI-P, Tb Hasanuddin, yang malam itu menginterogasi langsung kedua pelaku.

Pada saat kejadian, petinggi partai tersebut tengah berada di dalam kantor, termasuk di antaranya Ketua Umum DPP PDI-P Megawati Soekarnoputri. Saat itu, para petinggi ini tengah merampungkan penyiapan berkas daftar calon sementara (DCS) untuk Pemilu 2014.

Berita terkait dapat dibaca dalam topik: Kantor DPP PDI-P Diserang Anggota TNI AD

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

    Nasional
    Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

    Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

    Nasional
    Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

    Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

    Nasional
    Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

    Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

    Nasional
    Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

    Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

    Nasional
    Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

    Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

    Nasional
    Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

    Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

    Nasional
    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Nasional
    Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

    Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

    Nasional
    7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

    7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

    Nasional
    Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

    Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

    Nasional
    Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

    Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

    Nasional
    Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

    Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com