Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lakukan Konvensi, PPP Tetap Ingin Suryadharma Ali Jadi Capres

Kompas.com - 19/04/2013, 23:19 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Persatuan Pembangunan (PPP) akan menggelar konvensi untuk menjaring calon presiden yang akan diusungnya. Meski menggelar konvensi, partai ini ternyata tetap berharap Ketua Umum PPP Suryadharma Ali (SDA) bisa masuk dalam bursa itu.

"Tokoh yang kami harapkan jelas hanya SDA. Konvensi atau tidak konvensi, prioritas capres tetap porsinya Ketum," ujar Wakil Ketua Umum PPP Hasrul Azhwar di Kompleks Parlemen, Jumat (19/4/2013).

Hasrul mengatakan, wacana pelaksanaan konvensi baru sebatas wacana di tingkat pimpinan partai berlambang kabah itu. Ia mengakui bahwa mekanisme pelaksanaan konvensi ini belum ditentukan. "Ini baru merupakan wacana," ujar Hasrul.

Anggota Komisi VIII DPR itu mengatakan, dalam persiapan menyelenggarakan konvensi, partainya memang sudah menjalin komunikasi dengan tokoh-tokoh politik. Salah satu yang didekati PPP adalah mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Jimly Asshiddiqie. "Ya (komunikasi dengan Jimly), kira-kira seperti itu caranya. Bisa menghubungi atau bisa juga tokoh yang menghubungi kita. Caranya sama saja," kata Hasrul.

Saat ditanya lebih lanjut tentang urgensi pelaksanaan konvensi jika PPP tetap menginginkan Suryadharma Ali sebagai capres, Hasrul tak menjelaskan secara pasti. Ia justru mengatakan bahwa konvensi itu tidak harus memilih capres, tapi bisa juga mencari cawapres. "Bisa untuk wapres, bisa untuk presiden. Ini berkembanglah dia," kata Hasrul.

Sebelumnya, Partai Demokrat dan PPP menyatakan akan melaksanakan konvensi untuk menjaring calon presiden yang akan diusung kedua partai itu. Konsep konvensi akan membuka lebar peluang kader internal dan juga calon eksternal untuk sama-sama berkompetisi di dalam bursa itu.

Pada Pemilu 2004, Partai Golkar juga sudah menerapkan konsep konvensi ini dengan menetapkan nama Wiranto sebagai pemenang. Namun, Wiranto yang akhirnya berpasangan dengan Salahudin Wahid ini akhirnya kalah dalam pilpres.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    PKS: Masalah Judi Online Sudah Kami Teriakkan Sejak 3 Tahun Lalu

    PKS: Masalah Judi Online Sudah Kami Teriakkan Sejak 3 Tahun Lalu

    Nasional
    Dompet Dhuafa Banten Adakan Program Budi Daya Udang Vaname, Petambak Merasa Terbantu

    Dompet Dhuafa Banten Adakan Program Budi Daya Udang Vaname, Petambak Merasa Terbantu

    Nasional
    “Care Visit to Banten”, Bentuk Transparansi Dompet Dhuafa dan Interaksi Langsung dengan Donatur

    “Care Visit to Banten”, Bentuk Transparansi Dompet Dhuafa dan Interaksi Langsung dengan Donatur

    Nasional
    Perang Terhadap Judi 'Online', Polisi Siber Perlu Diefektifkan dan Jangan Hanya Musiman

    Perang Terhadap Judi "Online", Polisi Siber Perlu Diefektifkan dan Jangan Hanya Musiman

    Nasional
    Majelis PPP Desak Muktamar Dipercepat Imbas Gagal ke DPR

    Majelis PPP Desak Muktamar Dipercepat Imbas Gagal ke DPR

    Nasional
    Pertama dalam Sejarah, Pesawat Tempur F-22 Raptor Akan Mendarat di Indonesia

    Pertama dalam Sejarah, Pesawat Tempur F-22 Raptor Akan Mendarat di Indonesia

    Nasional
    Di Momen Idul Adha 1445 H, Pertamina Salurkan 4.493 Hewan Kurban di Seluruh Indonesia

    Di Momen Idul Adha 1445 H, Pertamina Salurkan 4.493 Hewan Kurban di Seluruh Indonesia

    Nasional
    KPK Enggan Tanggapi Isu Harun Masiku Hampir Tertangkap Saat Menyamar Jadi Guru

    KPK Enggan Tanggapi Isu Harun Masiku Hampir Tertangkap Saat Menyamar Jadi Guru

    Nasional
    Tagline “Haji Ramah Lansia” Dinilai Belum Sesuai, Gus Muhaimin: Perlu Benar-benar Diterapkan

    Tagline “Haji Ramah Lansia” Dinilai Belum Sesuai, Gus Muhaimin: Perlu Benar-benar Diterapkan

    Nasional
    Kondisi Tenda Jemaah Haji Memprihatikan, Gus Muhaimin Serukan Revolusi Penyelenggaraan Haji

    Kondisi Tenda Jemaah Haji Memprihatikan, Gus Muhaimin Serukan Revolusi Penyelenggaraan Haji

    Nasional
    Pakar Sebut Tak Perlu Ada Bansos Khusus Korban Judi 'Online', tapi...

    Pakar Sebut Tak Perlu Ada Bansos Khusus Korban Judi "Online", tapi...

    Nasional
    Harun Masiku Disebut Nyamar jadi Guru di Luar Negeri, Pimpinan KPK: Saya Anggap Info Itu Tak Pernah Ada

    Harun Masiku Disebut Nyamar jadi Guru di Luar Negeri, Pimpinan KPK: Saya Anggap Info Itu Tak Pernah Ada

    Nasional
    Eks Penyidik: KPK Tak Mungkin Salah Gunakan Informasi Politik di Ponsel Hasto

    Eks Penyidik: KPK Tak Mungkin Salah Gunakan Informasi Politik di Ponsel Hasto

    Nasional
    Jemaah Haji Diimbau Tunda Thawaf Ifadlah dan Sa'i Sampai Kondisinya Bugar

    Jemaah Haji Diimbau Tunda Thawaf Ifadlah dan Sa'i Sampai Kondisinya Bugar

    Nasional
    Kasus WNI Terjerat Judi 'Online' di Kamboja Naik, RI Jajaki Kerja Sama Penanganan

    Kasus WNI Terjerat Judi "Online" di Kamboja Naik, RI Jajaki Kerja Sama Penanganan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com