Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasdem Beri Sinyal kepada Yenny Wahid

Kompas.com - 17/04/2013, 19:18 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Nasional Demokrat (Nasdem) memberikan sinyal positif kepada Ketua Umum Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia Baru (PKBIB) Yenny Zannuba Wahid agar ia bergabung ke dalam partai pimpinan Surya Paloh itu. Hal itu dikatakan Sekjen Partai Nasdem Rio Patrice Capella, Rabu (17/4/2013).

Rio mengatakan, Partai Nasdem sudah melakukan komunikasi politik dengan Yenny. "Yenny ada pertemuan dengan Nasdem, tapi saya kurang tahu bagaimana hasilnya," kata Rio saat ditemui seusai diskusi bertema "Kuota Perempuan, Antara Kualitas dan Keharusan" di Kantor KPU, Jakarta, Rabu (17/4/2013).

Menurut Rio, Yenny menjadi prioritas partai jika putri mantan Presiden RI Abdurrahman Wahid itu mau menjadi calon anggota legislatif (caleg) dari Partai Nasdem. Saat ini, kuota bakal caleg dari Partai Nasdem telah terisi seluruhnya. Namun, Rio mengatakan, Nasdem akan mengosongkan satu kursi khusus untuk Yenny. "Kalau Yenny masuk, ya kita kosongkan dapil yang sesuai," katanya.

Ia mengatakan, tidak ada kesepakatan politik yang akan dibuat dengan Yenny. Kesepakatan yang dibuat hanyalah untuk perubahan bagi negeri ini. Rio yakin bahwa jika Yenny bergabung ke Nasdem, ia akan menjadi kader potensial untuk mendulang suara. Hal itu didasarkan pada kiprah Yenny di dunia politik selama ini. Di samping itu, Yenny merupakan kader perempuan sehingga akan mampu menambah jumlah kader perempuan yang dimiliki Nasdem.

"Dia seorang politisi yang memiliki kemampuan. Itu merupakan aset negeri ini. Kalau perempuan yang berkualitas seperti dia, kalau hanya jadi penonton, yang rugi negeri ini," kata Rio.

Meski demikian, Rio membantah bahwa Nasdem mengajak Yenny untuk mencalonkan diri sebagai bakal caleg. "Yenny itu tidak perlu diajak. Dia akan menentukan pilihannya sendiri. Seperti Demokrat, akhirnya Yenny enggak mau, itu karena diajak-ajak. Biarkanlah dia menentukan pilihannya," ujarnya.

Sebelumnya, Yenny sempat memberi pernyataan singkat melalui pesan di Twitter, yang ditulis dengan hashtag #YWdiPD, Selasa (16/4/2013) mulai sekitar pukul 02.00 WIB. Tweet pertama Yenny di akun @yennywahid bertuliskan, "Stlh mempertimbangkan masukan2, baik dr para sesepuh, ulama, kader dan masy luas sy memutuskan utk tdk bergabung dgn Partai Demokrat.#YWdiPD."

Tweet kedua menyusul, berbunyi, "Namun sy tetap mengucapkan trmksh setulusnya kpd Pak SBY dan segenap pengurus PD atas tawaran yg sgt simpatik tsbt. # YWdiPD." Pesan itu diteruskan dengan, "Semoga PD bisa segera memperbaiki citra dirinya dan fokus kembali berjuang bagi kepentingan masyarakat. # YWdiPD" dan "Utk teman2 yg telah beri masukan, saran dan doa sy ucapkan terimakasih banyak atas perhatiannya. # YWdiPD."

Yenny dan ibundanya, Sinta Nuriyah Wahid, sempat diundang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang juga Ketua Majelis Tinggi Demokrat, ke Puri Cikeas, Bogor, pada Maret lalu. Pertemuan itu disebutkan hanya silaturahim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

    Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

    Nasional
    Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

    Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

    Nasional
    Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

    Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

    Nasional
    KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

    KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

    Nasional
    Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

    Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

    Nasional
    Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

    Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

    Nasional
    KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

    KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

    Nasional
    Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

    Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

    Nasional
    Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

    Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

    Nasional
    Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

    Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

    Nasional
    Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

    Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

    Nasional
    Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

    Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

    [POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

    Nasional
    Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

    Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com