Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Apa dengan SBY dan Intel?

Kompas.com - 15/04/2013, 18:06 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Dua tokoh politik nasional, yakni Megawati Soekarnoputri dan Anas Urbaningrum, mengatakan, pihak intelijen mengawasi gerak-geriknya. Megawati, yang juga Presiden ke-5 RI, menduga hal tersebut berkaitan dengan sikap kritisnya terhadap kebijakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Sementara Anas menduga hal ini berkaitan dengan aktivitasnya sebagai Ketua Umum Partai Demokrat saat itu.

Ada apa antara SBY dan intel?

Wakil Ketua Majelis Pemusyawaratan Rakyat (MPR) Hajriyanto Y Thohari menilai, penyebaran intel itu seharusnya berkaitan dengan tugas negara. Sementara itu, terkait pernyataan Mega dan Anas, jika benar, Hajriyanto pun mengkritiknya. Hal tersebut, katanya, menunjukkan kesan negatif.

"Saya rasa ini tidak positif. Kalau sepakat dengan demokrasi, harusnya siapa pun, termasuk Presiden, menghormati pesta demokrasi lima tahunan. Tidak perlu ada pikiran atau kecurigaan bahwa akan ada perubahan jadwal demokrasi sebelum waktunya," ujar Hajriyanto di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (15/4/2013).

Hajriyanto pun menilai saat ini para intel sengaja disebar untuk memperhatikan gerak-gerik kelompok-kelompok kritis yang dikenal sebagai oposisi pemerintah. "Pemerintah terkesan tidak percaya dengan jadwal demokrasi yang ada," imbuh politisi Partai Golkar ini.

Ia menambahkan, keraguan pemerintah akan berlangsungnya proses demokrasi yang aman juga tecermin dari pernyataan Presiden SBY. Presiden, kata Hajriyanto, kerap menyampaikan pernyataan berdasarkan laporan intelijen.

"Ketika reformasi sudah memasuki usia 15 tahun, kita masih merasakan pendekatan keamanan itu sering menonjol dalam pengelolaan negara dalam perpolitikan nasional. Ini terbukti dari seringnya pemerintah, bahkan kepala pemerintahan kita, menyampaikan sesuatu berdasarkan temuan-temuan intelijen," tutur Hajriyanto.

Dengan sikap Presiden SBY yang seperti itu, lanjutnya, tidak aneh saat ini banyak intel berkeliaran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    “Oposisi” Masyarakat Sipil

    “Oposisi” Masyarakat Sipil

    Nasional
    Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

    Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

    Nasional
    Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

    Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

    Nasional
    Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

    Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

    Nasional
    Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

    Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

    Nasional
    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

    Nasional
    Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

    Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

    Nasional
    Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

    Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

    Nasional
    Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

    Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

    Nasional
    Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

    Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

    Nasional
    Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

    Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

    Nasional
    Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

    Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

    Nasional
    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com