Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kronologi Kecelakaan Lion Air Versi Kemenhub

Kompas.com - 15/04/2013, 15:50 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menjelaskan kronologi kecelakaan Lion Air rute Bandung-Bali dengan alasan agar tidak terjadi simpang siur informasi di masyarakat. Pesawat dengan nomor penerbangan JT 904 itu gagal mendarat dan jatuh di laut di bagian barat landasan 09 Bandara Ngurah Rai, Bali, Sabtu (13/4/2013).

Berikut kronologi peristiwa yang disampaikan Menteri Perhubungan EE Mangindaan di Kantor Kemenhub, Senin (15/4/2013).

- Pukul 15.08 Wita, petugas lalu lintas penerbangan bandara mengizinkan pesawat Lion Air untuk mendarat.

- Pukul 15.10 Wita, pesawat mendarat di laut sebelah barat landasan 09. Petugas Air Traffic Controller (ATC) langsung menekan crash bell sebagai tanda pemberitahuan kecelakaan.

- Pukul 15.10 Wita, pesawat Garuda 415 sudah berada di runway. Garuda akan take off (lepas landas) setelah Lion Air landing (mendarat). Pilot Garuda melihat pesawat Lion Air tidak menuju landasan, tetapi tiba-tiba hilang. Pilot Garuda memberi informasi kepada  tower bahwa Lion Air mendarat di laut. Informasi dari ATC saat itu kawasan bandara sedang berawan dan hujan rintik-rintik di ujung runway.

- Pukul 15.10 Wita, pemadam kebakaran menuju lokasi.

- Pukul 15.11 Wita, bantuan dari berbagai pihak seperti Basarnas, TNI AU, Polri, petugas Lion Air, masyarakat, dan lainnya menuju lokasi untuk membantu evakuasi penumpang.

- Pukul 15.12 Wita, evakuasi dilakukan

- Pukul 15.55 Wita, proses evakuasi selesai. Penumpang yang terluka dibawa ke RS Kasih Ibu, RS Sanglah, RS Siloam, dan RS BIMC. Penumpang yang tidak mengalami luka dikumpulkan di Crisis Center.

Mangindaan mengatakan, setelah kejadian, bandara ditutup dari pukul 15.10 Wita sampai 17.00 Wita. Untuk penyebab kejadian, ia tidak mau berkomentar lantaran masih dalam penyelidikan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). "Kita jangan meraba-raba. Kita tunggu KNKT," ucapnya.

Pesawat diawaki Kapten Mahlub Gozali dan kopilot Chirag Charla (warga negara India). Jumlah penumpang 108 orang yang terdiri dari 7 kru (2 pilot, 5 awak kabin) dan 101 penumpang. Adapun rincian penumpang ialah 56 laki-laki, 39 perempuan, 5 anak-anak, dan 1 bayi.

Sebanyak 4 orang penumpang merupakan warga negara asing (WNA), yakni 1 WN Perancis, 1 WN Belgia, dan 2 WN Singapura.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Nasional
    Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

    Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

    Nasional
    Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

    Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

    Nasional
    Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

    Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

    Nasional
    Ganjar Bubarkan TPN

    Ganjar Bubarkan TPN

    Nasional
    BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

    BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

    Nasional
    TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

    TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

    Nasional
    Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

    Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

    Nasional
    Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

    Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

    Nasional
    Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

    Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

    Nasional
    Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

    Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

    Nasional
    Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

    Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

    Nasional
    Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

    Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

    Nasional
    SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

    SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com