Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fitra: Dana Rp 6,9 Miliar untuk Pimpinan Polri Tak Perlu

Kompas.com - 31/03/2013, 17:46 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -- Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) menyampaikan adanya dana Samsat dan Jasa Raharja sebesar Rp 6,9 miliar yang digunakan untuk kegiatan pimpinan Polri dan insentif tahunan. Data tersebut berdasarkan laporan hasil pemeriksaan Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) atas Laporan Keuangan Polri tahun 2011.

Koordinator Advokasi Seknas Fitra, M Maulana menilai, dana tersebut seharusnya tidak dipergunakan untuk kegitan pemimpin dan pemberian intensif tahunan bagi pejabat kepolisian.

"Seharusnya dengan pemberlakukan remunerasi dan kenaikan gaji pokok secara bertahap, tidak ada lagi tambahan dan pengelolaan anggaran di luar mekanisme APBN," ujar Maulana di kantor Fitra, Jakarta Selatan, Minggu (31/3/2013).

Dia menjelaskan, hal itu tidak perlu lantaran institusi Polri telah menerima pemberlakuan remunerasi melalui Perpres nomor 73 tahun 2010 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Polri. Sesuai dengan Nota Keuangan RAPBN 2013, lanjut Maulana, saat ini gaji golongan terendah untuk TNI/Polri sebesar Rp 2,9 juta. Jika ditambah dengan remunerasi untuk pangkat terendah akan memperoleh take home pay sekitar Rp 3,4 juta (remunerasi Rp 553 ribu).

Maulana memaparkan, dana non APBN itu digunakan untuk kegiatan pemimpin, yakni untuk kebutuhan rumah tangga sehari-hari pimpinan Polri sebesar Rp 1,99 miliar dan kegiatan Kapolri dalam rangka hari Raya Idul Fitri Rp 264,67 juta. Kemudian yang berasal dari dana Samsat untuk insentif pejabat ADC Presiden atau wakil Presiden RI berserta istri dan pejabat sekretariat militer sebesar Rp 1,057 miliar dan insentif penasihat ahli Kapolri, perwira tinggi dan perwira menengah Polri sebesar Rp 2,6 miliar.

Selain itu dari Dana Jasa Raharja Rp 947,7 juta untuk intensif tahunan kepada mantan Kapolri, mantan Wakapolri, penasehat ahli Kapolri, staf Spripim, protokol bandara dan Yanma, staf pelayanan di luar satuan kerja, ADC RI-1, RI-2, Setmil, staf protokol RI 1 dan 2, Pusdal Ops, personel Pusprov divisi Propam, staf ahli, Satpampol, Puskeu, dan Srena Polri.

Ada pula untuk kegiatan yang tidak terprogram dari sumber dana Jasa Raharja yakni kebutuhan konsumsi dalam rangka hari Raya Idul Adha sebesar Rp 27 juta dan pengadaan amplop ucapan selamat Hari Raya Idul Fitri Rp 37,5 juta.

Tahun 2010, tambah Maulana, juga terdapat penggunaan dana Samsat sebesar Rp 6,5 miliar untuk perwira tinggi Polri dan perwira menengah. Kemudian Rp 3,8 miliar untuk pengadaan bingkisan lebaran. Menurut dia, penggunaan dana non APBN Polri tersebut tanpa adanya standar harga.

"Temuan ini secara jelas mencederai institusi Polri yang seharusnya menjadi lokomotif dalam akuntabilitas pengelolaan anggaran," katanya.

Sementara itu, Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Suhardi Alius saat dikonfirmasi belum mengetahui pasti data tersebut. "Saya belum tahu, besok saya tanya ke Irwasum yang dampingi Wasrik (Tim Pengawasan dan Pemeriksaan) BPK," kata Suhardi saat dihubungi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com