Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY: Jangan Tergantung Figur

Kompas.com - 31/03/2013, 04:03 WIB

Selama kongres luar biasa berlangsung, mantan ketua umum Anas Urbaningrum tidak datang meski ia bersama istrinya berada di Bali untuk berlibur sekaligus menjenguk ibu Ketua DPP Partai Demokrat I Gede Pasek Suardika yang sedang sakit.

Pemilihan secara aklamasi itu dilakukan siang harinya yang dipimpin Ketua Presidium KLB Partai Demokrat EE Mangindaan didampingi petinggi Demokrat, Syarifuddin Hasan, Edhie Baskoro Yudhoyono, Amir Syamsuddin, Toto Riyanto, Max Sopacua, dan Jhonny Allen. Saat itu, Mangindaan sempat mengatakan, ”Kami ingin beberapa DPD memberikan pandangan meskipun saya tahu sudah sepakat. Mari kita tunjukkan demokrasi dalam kongres ini.”

Dalam mekanismenya, pemimpin kongres memilih secara acak empat wakil ketua DPD Partai Demokrat, yakni dari Aceh, Papua, Kalimantan Timur, dan Jawa Timur. Pandangan umum DPD secara keseluruhan sudah satu suara, yakni meminta Yudhoyono sebagai ketua umum. Bahkan, DPD Jatim tak memberikan kesempatan lagi kepada DPD lain memberikan pandangan umum karena DPD Jatim langsung mengatasnamakan DPD Partai Demokrat se-Indonesia untuk mengusung SBY sebagai ketua umum periode 2013-2015. Hal itu langsung disambut teriakan setuju oleh para kader yang memiliki hak suara.

Seusai menyampaikan aspirasi DPD kepada SBY sekitar 30 menit, Mangindaan bersama petinggi Partai Demokrat lainnya kembali ke ruangan dan memimpin kongres. Dalam keputusannya, SBY menyatakan kesediaannya menjadi ketua umum. ”Beliau bersedia dengan syarat,” ujar Mangindaan.

Dalam persyaratannya, kata Mangindaan, SBY menginginkan amanah sebagai ketua umum hanya bersifat sementara. Ini hanya diterima sebagai proses penyelamatan dan konsolidasi partai dengan ketentuan paling lama dua tahun. SBY menginginkan, kalau boleh lebih cepat, yaitu setelah pemilu legislatif dan pemilu presiden selesai, lalu dilanjutkan dengan kongres kembali.

Sambil membacakan jawaban Yudhoyono yang ditulis di memo kecil, Mangindaan mengatakan, ”Syarat pertama, jabatan ketua umum yang akan saya jalankan benar-benar bersifat sementara. Ini prosesnya hanya penyelamatan dan konsolidasi partai yang kita cintai.”

Syarat lainnya, Yudhoyono menginginkan bisa berkonsentrasi dan menjalankan tugas kenegaraan dan pemerintahan, sementara tugas ketua umum akan dilaksanakan pengurus harian di bawah ketua harian. Yudhoyono mengingatkan, hampir seluruh tugas ketua umum yang dilaksanakan selama ini akan dilakukan oleh ketua harian.

Kemudian, Yudhoyono juga meminta tugas ketua dewan pembina dilaksanakan oleh ketua harian dewan pembina. Begitu pula, tugasnya sebagai ketua majelis tinggi diserahkan kepada wakil ketua majelis tinggi. Persyaratan itu pun diulang dua kali agar semua kader memahami dan siap melaksanakan.

Peneliti politik Soegeng Sarjadi Syndicate, Ridho Imawan Hanafi, di Jakarta, kemarin, mengatakan, terpilihnya SBY sebagai Ketua Umum Partai Demokrat membawa konsekuensi kesiapan menghadapi penilaian publik secara langsung atas kinerja partai yang didirikannya itu. Dengan jabatan sebagai ketua umum, tak ada lagi tameng pelindung atas baik-buruknya Partai Demokrat bagi sosok SBY.

Sekalipun bisa menunjuk ketua harian, menurut Ridho, tetap Yudhoyono sebagai ketua umumlah yang disorot publik langsung.

Menurut Ridho, masyarakat, dan terutama konstituen partai, menunggu bisa-tidaknya Yudhoyono membawa perbaikan partai, mengendalikan wacana mengenai format partai itu pada masa depan. (ATO/DIK/IAM/OSA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com