JAKARTA, KOMPAS.com - Kompetisi dalam Pemilu 2014 diperkirakan akan sangat tinggi. Namun, partai-partai politik lebih mengandalkan popularitas dan ketokohan calon legislatif secara individual ketimbang menyiapkan strategi khusus untuk menawarkan kadernya.
Bila setiap partai politik dari 12 peserta Pemilu memaksimalkan pengisian calon anggota DPR di 77 daerah pemilihan, akan ada 6.720 caleg yang berkompetisi menuju Senayan. Bila digabung dengan jumlah caleg DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota, setiap parpol harus menyiapkan sekitar 20.000 caleg. Untuk 12 parpol saja, diperlukan 240.000 tokoh untuk menjadi caleg. Bila dibandingkan dengan jumlah penduduk, setiap seribu penduduk, seorang di antaranya menjadi caleg. Seleksi caleg sendiri, setiap parpol menghadapi kendala tersendiri.
Sekretaris Jenderal Partai Nasdem Patrice Rio Capella, Rabu (27/3/2013) di Jakarta mengatakan, dari sekitar 1.800 pendaftar untuk menjadi caleg DPR yang mengirimkan data secara daring (online), mendaftar langsung ke kantor DPP, melalui rekomendasi pengurus serta ormas dan sayap partai, pemilihan dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan partai akan profesionalitas, kapasitas, popularitas, serta daerah pemilihan (dapil).
Harapannya, saat terpilih, anggota legislatif siap ditempatkan di sebelas komisi di DPR. Namun, umumnya kandidat lebih memilih dapil berkursi banyak. Sebaliknya, dapil berkursi sedikit dianggap lebih berat sehingga umumnya tidak banyak kandidat mendaftar.
Partai Kebangkitan Bangsa juga mulai menguji kelayakan para kandidat caleg. "Saat ini sudah surplus calon sekitar 130 orang, jadi tinggal fit and proper test, verifikasi administrasi, hitung kapasitas di bidang kepemiluan, keparlemenan, serta popularitas dan jaringan yang dimiliki," tutur Wakil Sekjen PKB Malik Haramain kemarin.
Partai Bulan Bintang juga mengandalkan popularitas calegnya. Kemarin PBB melantik Susno Duadji, Mantan Kabareskrim, sebagai kadernya. "Selanjutnya, Pak Susno akan nyaleg di salah satu dapil di Jawa Barat," kata Sekjen PBB BM Wibowo.
Menghadapi persaingan luar biasa dalam Pemilu 2014, parpol mengakui popularitas individu, kepemilikan jaringan, dan kemampuan meraup suara sebagai andalan. Karenanya, kata Malik, PKB menyurvei tokoh di daerah-daerah pemilihan dan lebih memercayai hasilnya ketimbang survei nasional yang berbeda-beda hasilnya. Namun, PKB tetap akan memberikan panduan kepada para caleg terkait potensi di setiap dapil.
Sementara Partai Golkar, menurut Ketua DPP Priyo Budi Santoso, berpengalaman panjang sehingga tidak gugup atau kesulitan dengan kompetisi tinggi. Setiap caleg, katanya, sudah diarahkan untuk bertindak sebagai andalan dan ujung tombak partai. "Kami tugaskan orang-orang yang punya daya magnit di setiap dapil. Apalagi Partai Golkar punya perwakilan di semua wilayah Indonesia," ujarnya.
Soal kecenderungan masyarakat yang semakin tidak memercayai partai, Partai Golkar akan meyakinkan masyarakat yang masih percaya kepada parpol. Partai Golkar tidak khawatir dengan golput karena jumlahnya dinilai tidak signifikan.
Sementara itu, PBB memilih mengusung tema reformulasi reformasi untuk "menjual" caleg-calegnya. Isu perubahan dirasa cocok untuk PBB yang tidak memiliki wakil di DPR saat ini dan bisa menjadi alternatif pilihan masyarakat.
Partai Nasdem yang baru kali ini ikut Pemilu merasa tidak memiliki "dosa" dan siap mengusung tema perubahan. "Selain menawarkan wajah baru, kami menawarkan perubahan, berbeda dengan parpol yang sudah berkuasa," ujar Rio.
Untuk itu, Partai Nasdem menyiapkan pekan orientasi juru kampanye serta akan membahas tema kampanye sesuai kebutuhan daerah pemilihan masing-masing caleg setelah pendaftaran rampung.
Pendaftaran caleg sendiri sudah diatur oleh KPU menjadi lebih leluasa. Bila sebelumnya periode pendaftaran caleg 9-15 April 2013, sejak 8 Maret 2013 saat Peraturan KPU 6/2013 tentang Perubahan PKPU tentang Tahapan, Program, dan Jadwal Pemilu DPR, DPRD, dan DPD 2014 ditetapkan, penutupan pendaftaran diundur menjadi 22 April 2013. Karenanya, kata Anggota KPU Hadar N Gumay, parpol perlu memanfaatkan waktu untuk menyiapkan berkas sebaik mungkin, termasuk PBB dan PKPI.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.