KEFAMENANU, KOMPAS.com - Keluarga besar Yohanes Juan Manbait meminta kasus penembakan di Lembaga Pemasyarakataan (Lapas), Cebongan, Sleman, tidak dikaitkan dengan isu suku, agama, dan ras (SARA). Yohanes Juan Manbait, merupaka salah satu dari empat orang yang tewas dalam peristiwa penembakan di di sel 5A blok Anggrek Lapas, Cebongan, Sleman, Sabtu (23/3/2013) dinihari.
"Kepolisian RI harus melakukan penegakan hukum yang jujur dan trasparan terhadap siapa saja dan lembaga institusi apa saja yang harus bertanggung jawab atas peristiwa ini dan jangan sesekali kemudian isu ini dibelokan ke isu sara," kata kakak kandung Juan, Viktor Manbait, kepada Kompas.com, Minggu (24/3/2013).
Viktor yang juga adalah Direktur Lembaga Anti Kekerasan Masyarakat Sipil (Lakmas) Cendana Wangi NTT mengatakan, Indonesia adalah negara hukum, kepolisian merupakan wujud representasi negara yang diberikan mandat dan kewajiban untuk penegakan hukum dan perlindungan hukum bagi semua warga negara.
"Sangat disayangkan ketika anak bangsa warga negara Republik Indonesia, berada dalam lindungan penuh kepolisian negara dalam penegakan hukum, justru negara dan hukum diinjak-injak dan dilecehkan. Kami keluarga meminta agar jenazah adik kami segera dibawa ke Kupang, agar dapat dimakamkan secara terhormat," kata Viktor.
Yohanes Juan Manbait, Gameliel Yermiayanto Rohi Riwu, Hendrik Angel Sahetapi, dan Adrianus Candra Galaga, ditembak sekelompok pria bersenjata, saat berada dalam selnya di Lapas Cebongan, Sleman, DI Yogyakarta, Sabtu dini hari. Keempat orang tersebut merupakan tersangka kasus penganiayaan yang mengakibatkan tewasnya Serty Santoso, anggota Kopassus Kandang Menjangan, Kartasura.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.