Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wamenkumham: Petugas LP Sleman Diancam Senjata

Kompas.com - 23/03/2013, 15:22 WIB
Nina Susilo

Penulis

 

JAKARTA, KOMPAS.com-  Insiden penyerangan Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Sleman masih diselidiki.

Penyerangan dilakukan orang bersenjata yang bergerak efektif. Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana, Sabtu (23/3/2013) di Jakarta, menjelaskan Kementerian Hukum dan HAM sudah berkoordinasi dengan Kementerian Politik Hukum dan Keamanan serta TNI dan Polri.

Penyelidikan komprehensif juga dilakukan untuk mengetahui pelaku penyerangan dan penembakan empat tahanan.

Dia memastikan siapapun pelakunya harus bertanggung jawab. Proses hukum juga harus dituntaskan.

Terkait standar operasi dan prosedur pengamanan LP, Denny tidak bisa menjawab rinci. "SOP lengkap. Ada detailnya. Petugas kami sebetulnya menahan. Saat diminta membuka pintu, mereka tidak mau sebelum ada arahan pimpinan. Saat membuka pintu sel, petugas juga dianiaya, di bawah tekanan senjata. Situasi itu menyebabkan insiden ini terjadi. Senjata ada (untuk petugas) tapi dalam situasi di lapangan, tidak semudah itu," tuturnya.

Selain itu, closed circuit television (CCTV) dirusak. Rekamannya pun dirampas. Karenanya, tidak diketahui jelas berapa orang pelaku.

Dalam laporan Kepala LP Kelas II Sleman Sukamto Harto, disampaikan sekelompok orang bersenjata lengkap mendatangi LP. Seorang yang berpakaian rapi mengetuk pintu dan menunjukkan surat dari Polda DI Yogyakarta untuk masuk.

Namun, petugas bernama Supratikno menolak. Karena ditodong senjata dan granat, petugas mengantarkan penyerang kepada pemegang kunci Margo Utomo.

Petugas juga dipaksa menunjukkan ruang Kepala LP dan tempat penyimpanan alat perekam CCTV. Selanjutnya, mereka mendatangi kamar di Blok A nomor 5 yang dihuni 35 tahanan.

Saat itu, empat tahanan ditembaki. Keempat tahanan itu adalah Hendrik Benyamin Sahetapy Engel alias Diki (38), Yohanis Juan Manbait alias Juan (37), Gameliel Yermiyanto Rohi Riwu alias Adi (33), dan Adrianus Candra Galaja alias Dedi (23).

Mereka ditahan sebagai pelaku kericuhan dan penganiayaan di Hugos Cafe yang menewaskan Sersan Satu Santoso, anggota TNI AD Kesatuan Kandang Menjangan, Kartosuro, Solo. Selain itu, kata Denny, dua petugas LP Sleman luka dan kini dirawat. (INA/FER)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

    Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

    Nasional
    Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

    Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

    Nasional
    Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

    Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

    Nasional
    Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

    Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

    Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

    Nasional
    Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

    Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

    Nasional
    Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

    Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

    Nasional
    Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

    Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

    Nasional
    Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

    Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

    Nasional
    SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

    SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

    Nasional
    'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

    "Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

    Nasional
    Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

    Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

    Nasional
    Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

    Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

    Nasional
    Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

    Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

    Nasional
    Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

    Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com