JAKARTA, KOMPAS -
”Saya tidak mengenal Yulianis. Tuduhan tersebut sudah mencemarkan nama saya. Sudah saya katakan sebelumnya, 1.000 persen itu tidak benar,” ujar pria yang akrab disapa Ibas itu melalui siaran pers tertulis, Sabtu (16/3).
Menurut Ibas, tudingan-tudingan kepadanya itu merupakan tuduhan lama yang diulang-ulang dan sumbernya tidak valid. ”Uang Century, uang Hambalang, atau apa pun itu yang berhubungan dengan kasus-kasus yang selama ini beredar, saya sudah berkali-kali menegaskan, hal itu tidak benar. Saya tidak menerima apa pun,” paparnya.
Ia menegaskan, sebagai Ketua Steering Committee (SC) Kongres Partai Demokrat 2010, dirinya tidak menerima dana apa pun.
”Saya Ketua SC Kongres Partai Demokrat di Bandung dan saya tidak menerima uang apa pun. Justru saya ingin tahu siapa yang mengatasnamakan saya bila benar uang itu diatasnamakan saya,” ujarnya.
Berkaitan dengan tuduhan yang terus dialamatkan kepadanya, Ibas curiga ada kepentingan politik di balik semua itu. ”Saya bertanya-tanya, ada kepentingan politik besar apa di balik isu-isu ini yang menginginkan saya masuk ke dalam pusaran,” katanya.
Ibas juga mengisyaratkan tak akan tinggal diam menghadapi pelbagai tudingan itu. ”Saya banyak diam bukan berarti tidak bisa bersuara dan menuntut keadilan atas upaya-upaya yang merusak nama baik saya,” katanya.
Terkait dengan mekanisme pemilihan dan sosok yang akan diusung sebagai ketua umum di Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat pada akhir bulan ini, hal itu menunjukkan Susilo Bambang Yudhoyono tidak lagi menjadi satu-satunya kekuatan di partai tersebut. Ada beberapa faksi di Partai Demokrat yang masing-masing sangat percaya diri dengan kekuatan dan posisi politiknya.
Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari, kemarin di Jakarta, mengatakan, kondisi ini terlihat sejak Kongres Partai Demokrat Mei 2010 di Bandung. Saat itu, Anas Urbaningrum memenangi pertarungan menjadi ketua umum.