Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibas Sangkal Tuduhan Yulianis

Kompas.com - 17/03/2013, 01:51 WIB

”Jika saat itu Yudhoyono menjadi kekuatan tunggal, Andi Mallarangeng yang akan menjadi ketua umum karena dia didukung keluarga Cikeas,” kata Qodari.

Saat ini, lanjutnya, fragmentasi semakin terlihat dalam wacana calon ketua umum dan mekanisme pemilihannya di KLB mendatang. Calon yang dimunculkan oleh sebagian kader, seperti Marzuki Alie, Saan Mustopa. Pramono Edhie Wibowo, hingga Ani Yudhoyono, segera ”dicegat” oleh kader Partai Demokrat lainnya dengan sejumlah alasan.

”Kondisi ini juga dipicu oleh wacana pemilihan ketua umum di KLB lewat aklamasi. Sejumlah faksi terlihat keberatan dengan wacana itu. Ide aklamasi juga dapat dilihat sebagai adanya kekhawatiran pihak tertentu bahwa akan kalah jika pemilihan lewat voting,” papar Qodari.

Keadaan ini dapat diatasi, antara lain, dengan memutuskan pemilihan ketua umum dilakukan sesuai dengan mekanisme di AD/ART partai. ”Yudhoyono cukup memberi rambu-rambu dan tidak perlu menjadi bagian dari permainan. Harus disadari, saat ini Partai Demokrat sudah milik banyak orang,” ujar Qodari.

 

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Ramadhan Pohan mengatakan, yang sekarang terjadi di partainya merupakan bagian dari dinamika demokrasi. Karakter khas Partai Demokrat adalah demokratis dan ini tidak masalah. ”Namun, Partai Demokrat tidak perlu jorjoran seperti kongres 2010 di Bandung. Jika nanti (nama-nama calon ketua umum) mengerucut, akan bagus, tinggal musyawarah mufakat saja di ujungnya,” kata Ramadhan. (NWO/K02)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com