Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilirik PKB jadi Capres, Ini kata Mahfud

Kompas.com - 10/03/2013, 17:55 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD belum bisa menanggapi isu pencapresan dirinya, termasuk soal rencana Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) memasukkan nama Mahfud sebagai kandidat calon presiden yang akan diusung pada 2014 nanti. Posisi sebagai Ketua MK, kata dia, adalah alasan dia belum dapat menanggapi beragam wacana pencapresan itu.

“Saya belum bisa menanggapi, (karena) masih hakim MK. Tapi saya menghormati PKB, itu hak mereka,” kata Mahfud di Kompleks Parlemen, Jakarta, Minggu (10/3/2013). Di sela penganugerahan gelar doktor kehormatan untuk ketua Majelis Pemusyawaratan Rakyat Taufiq Kiemas, Mahfud mengatakan PKB dan partai politik lain harus punya banyak alternatif calon yang akan diusung pada Pemilu Presiden 2014.

Beberapa pihak, kata Mahfud, harus ditawari, kemudian dilihat kapabilitas dan kesesuaian visi serta misinya. “Bagi parpol itu penting. Satu kalau sudah, didaftarkan. Tapi semua  harus ditawari dan dilihat kapailitasnya dengan kesesuaian visi dan misinya,” ujar Mahfud.

Seperti diberitakan sebelumnya, PKB mulai memasukkan nama Mahfud sebagai salah satu calon yang akan diusung dalam Pemilu Presiden 2014. Ketua DPP PKB Marwan Ja'far mengungkapkan, partainya masih dalam taraf silaturahmi dan menjajaki. “Calonnya bisa dari PKB, bisa dari internal PKB dan warga NU, bisa di luar itu. Di internal PKB dan NU ada Pak Muhaimin, Pak Said Agil, dan Pak Mahfud,” sebut dia beberapa waktu lalu.

Menurut Marwan, PKB mempertimbangkan Mahfud lantaran dia memiliki kedekatan historis dengan PKB. Sebelum menjadi hakim MK, Mahfud adalah politisi PKB. Mahfud pun tak menepis soal kedekatan historis ini dengan mengatakan secara historis tak bisa lepas dari PKB. Bahkan, Mahfud mengakui adanya kedekatan emosional dengan partai tersebut.

Isu pencapresan Mahfud ini tak lepas dari hasil survei  Lembaga Survei Indonesia tentang figur berkualitas. Sebanyak 223 responden terpilih diminta menilai kualitas personal tokoh-tokoh nasional yang pantas maju sebagai calon presiden pada Pemilu 2014. Hasilnya, ada lima figur paling berkualitas menurut survei itu, yaitu Mahfud MD, Jusuf Kalla, Dahlan Iskan, Sri Mulyani Indrawati, dan Hidayat Nur Wahid.

Berita terkait dapat dibaca dalam topik: Geliat Politik Jelang 2014

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

    "Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

    Nasional
    Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

    Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

    [POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

    Nasional
    Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

    Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

    Nasional
    Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

    Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

    Nasional
    Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

    Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

    Nasional
    Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

    Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

    Nasional
    Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

    Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

    Nasional
    Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

    Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

    Nasional
    Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

    Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

    Nasional
    Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

    Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

    Nasional
    Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

    Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

    Nasional
    'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

    "Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

    Nasional
    Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

    Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com