Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anas Versus Demokrat

Kompas.com - 04/03/2013, 02:19 WIB

Strategi melawan

Perlawanan Anas dimulai dengan cara menyindir. Di berbagai kanal media sosial, perlawanan setelah 22 Februari mulai frontal. Dari analisis Kompas dengan mesin Topsy, fluktuasi percakapan terkait Anas tampak stabil hingga 3 Maret 2013.

Perlu dicatat juga, cara-cara melawan dengan menyindir seperti dalam status Blackberry Anas, misalnya ”Politik Para Sengkuni”, ”Ojo Dumeh”, ”Nabok Nyilih Tangan”, dan ”Adigang, Adigung, Adiguno”, ternyata tak populer di mata netizen. Frase ”Politik Para Sengkuni”, misalnya, hanya dibicarakan 463 kali menurut data Topsy. Sementara frasa ”Adigang, Adigung, Adiguno” hanya dibicarakan 49 kali.

Istilah dalam kisah Mahabarata dan retorika bahasa Jawa ternyata memiliki penetrasi terbatas dan membuat perlawanan Anas tak mendapatkan amplifikasi berarti dari netizen. Jika menginginkan perlawanan efektif, Anas harus mengubah pola ini dengan komunikasi yang lebih mudah dipahami.

Sehari setelah pengumuman KPK, Anas mencoba melawan, yang terekam dengan tiga berita utama, ”Anas adalah Bayi yang Tak Diharapkan”, ”Ini Bukan Akhir, tapi Halaman Pertama”, dan ”Saya Akan Ikuti Proses Hukum”. Ketiga berita utama tersebut disimak netizen dengan saksama.

Hasilnya, Anas tetap menjadi pembicaraan di kalangan netizen, tetapi dengan nuansa berita versi Anas. Walaupun netizen tertarik dengan manuver Anas, sentimen tetap terbelah dengan cenderung ke sentimen negatif.

Soal janji Anas untuk menaati proses hukum terdengar kesatria, tetapi ternyata dominan direspons negatif oleh netizen. ”Jangan lupa janji gantung di Monas ya Om Anas,” kata akun @noviantypoo.

Dari analisis menggunakan Mentionmapp, para kolega dekat Anas yang berpengaruh di media sosial ternyata tak banyak membantu mendongkrak sentimen positif Anas. Akun Twitter @pbhmi dan @infohmi, yang tampak memberi sumbangan positif untuk Anas, tak mampu berbuat banyak melawan banjirnya sentimen negatif.

Anas sendiri tak banyak bergerak di media sosial. Percakapan akun Twitter @anasurbaningrum hanya terkait dengan beberapa akun, seperti @ferrymbaldan (Ferry Mursyidan Baldan), @saididu (Muhammad Said Didu), @ramadhanpohan1 (Ramadhan Pohan), dan @edihafidl (Gus Ed). Itu pun beberapa pembicaraan mereka tentang sepak bola.

Interaksi pribadi Anas di jejaring sosial itu seperti menunjukkan bahwa ritme hidup Anas masih seperti biasa, suka sepak bola, kuliner, dan pembaca Mahabarata. Jika benar begitu, cukup pemberitaan terkait Anas versus Demokrat karena netizen sudah bosan dengan berita itu-itu saja. (Amir Sodikin)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com