Perlawanan Anas dimulai
Perlu dicatat juga, cara-cara melawan dengan menyindir
Istilah dalam kisah Mahabarata dan retorika bahasa Jawa ternyata memiliki penetrasi terbatas dan membuat perlawanan Anas tak mendapatkan amplifikasi berarti dari netizen. Jika menginginkan perlawanan efektif, Anas harus mengubah pola ini dengan komunikasi yang lebih mudah dipahami.
Sehari setelah pengumuman KPK, Anas mencoba melawan, yang terekam dengan tiga berita utama, ”Anas adalah Bayi yang Tak Diharapkan”, ”Ini Bukan Akhir, tapi Halaman Pertama”, dan ”Saya Akan Ikuti Proses Hukum”. Ketiga berita utama tersebut disimak netizen dengan saksama.
Hasilnya, Anas tetap menjadi pembicaraan di kalangan netizen, tetapi dengan nuansa berita versi Anas. Walaupun netizen tertarik dengan manuver Anas, sentimen tetap terbelah dengan cenderung ke sentimen negatif.
Soal janji Anas untuk menaati proses hukum terdengar kesatria, tetapi ternyata dominan direspons negatif oleh netizen. ”Jangan lupa janji gantung di Monas ya Om Anas,” kata akun @noviantypoo.
Dari analisis menggunakan Mentionmapp, para kolega
Anas sendiri tak banyak bergerak di media sosial. Percakapan akun Twitter @anasurbaningrum hanya terkait dengan beberapa akun, seperti @ferrymbaldan (Ferry Mursyidan Baldan), @saididu (Muhammad Said Didu), @ramadhanpohan1 (Ramadhan Pohan), dan @edihafidl (Gus Ed). Itu pun beberapa pembicaraan mereka tentang sepak bola.
Interaksi pribadi Anas di jejaring sosial itu seperti menunjukkan bahwa ritme hidup Anas masih seperti biasa, suka sepak bola, kuliner, dan pembaca Mahabarata. Jika benar begitu, cukup pemberitaan terkait Anas versus Demokrat karena netizen sudah bosan dengan berita itu-itu saja.