Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jaga Ekonomi dan Keamanan

Kompas.com - 25/02/2013, 03:22 WIB

Warga Jakarta yang mengunjungi Pekan Raya Jakarta tampak memadati lokasi pertunjukan tatung. Mereka berusaha mengabadikan setiap atraksi.

Dalam pertunjukan tatung, pertunjukan bola api tidak bisa diperlihatkan karena jumlah pengunjung yang terlampau padat sehingga ruang gerak pemain menjadi sempit.

Salah seorang pemain tatung, Suhu Toni (34), mengatakan, tatung diawali dengan doa memohon keselamatan bagi masyarakat Indonesia. Harapannya, masyarakat semakin rukun dan bahagia dalam menjalani kehidupan.

Ketua kelompok pertunjukan tatung ”Dewa Datuk”, Li Bun Hie (60), saat ditemui, mengatakan, tarian dengan gerakan mengelilingi tungku yang berasap memiliki makna menyatukan sesama dari berbagai lapisan tanpa membedakan satu sama lain. Saat tungku dipindahkan dari satu titik ke titik lainnya secara bersama oleh pemain tatung bermakna semangat gotong-royong.

Selain itu, aksesori kain merah pada pertunjukan tatung melambangkan sikap pantang menyerah dalam hidup, lambang keberanian, dan membawa pencerahan.

Sementara peserta tur Komunitas Historia yang berjumlah 250 orang, dengan baju warna merah, mengadakan tur sejarah bernama Tour the Busway mengunjungi situs sejarah rumah mayor Tionghoa, Khouw Kim An.

Menurut Naniek Widayati, arsitek konservasi bangunan, Khouw mendapat gelar mayor karena perannya memediasi orang Belanda dan pribumi. Bahasa Belanda Khouw yang fasih membuat dirinya berperan sebagai orang yang mengartikan kegelisahan masyarakat pribumi ke dalam bahasa yang dimengerti Belanda. ”Rumah Khouw ini dinamakan Candra Naya dan diperkirakan berdiri pada tahun 1870. Di rumah inilah sepak terjang Khouw bermula. Khouw sang mayor dan sang pendiri De Bataviasche Bank,” katanya.

Asep Kambali, Ketua Komunitas Historia Indonesia, mengatakan, peserta acara mulai dari siswa SD hingga orang tua. Momentum Cap Go Meh dipilih untuk menyadarkan masyarakat bahwa orang Tionghoa juga berkontribusi terhadap kemerdekaan dan kemajuan Indonesia. (INA/K13/K03)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com