Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bendera Setengah Tiang di Rumah Prajurit TNI

Kompas.com - 22/02/2013, 18:15 WIB
Gregorius Magnus Finesso

Penulis

PURBALINGGA, KOMPAS.com - Bendera setengah tiang dikibarkan di depan rumah Prajurit Satu (Pratu) Wahyu Prabowo yang menjadi salah satu korban tewas dalam insiden penembakan di Tinggi Nambut, Puncak Jaya, Papua. Hal itu sebagai bentuk belasungkawa atas meninggalnya almarhum dalam menjalankan tugas.

Rumah duka keluarga Pratu Wahyu di RT 03 RW 02 Desa Karanganyar, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, Jumat (22/2/2013) semakin ramai dikunjungi kerabat dan saudara-saudaranya.

Perwira Seksi Intel Kodim 0702 Purbalingga, Kapten Inf Cahyadi mengatakan, jenazah Wahyu Prabowo diperkirakan akan tiba di rumah duka RT 03 RW 02 Desa Karanganyar pada Jumat malam atau Sabtu pagi (23/2/2013). Pemakaman akan dilaksanakan dengan upacara militer.

Pratu Prabowo merupakan satu dari delapan anggota TNI yang tewas setelah terlibat dalam baku tembak dengan kelompok sipil bersenjata di Kabupaten Puncak Jaya Papua, Kamis (21/2/2013). Saat itu, bungsu dari tujuh bersaudara anak pasangan Sastro Wiharjo dan Chomsiyah itu tengah berjaga di pos TNI Tinggi Nambut, Puncak Jaya ketika sekelompok orang bersenjata menembaki pos itu.

Wahyu tertembak pada bagian dadanya dan tewas seketika. Selain Wahyu, Komandan Pos, Letnan Infanteri Reza juga tewas tertembak. Wahyu baru lima tahun menjadi anggota TNI AD. Kesatuan terakhirnya di Kopassus Grup I Serang Banten. Wahyu meninggal pada usia 24 tahun.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Bakal Bisiki Prabowo Anggarkan Program Budi Daya Nila Salin Jika Menjanjikan

Jokowi Bakal Bisiki Prabowo Anggarkan Program Budi Daya Nila Salin Jika Menjanjikan

Nasional
Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Nasional
Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Nasional
Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Nasional
Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Nasional
Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Nasional
Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Nasional
Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Nasional
Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com