Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hary Tanoe Kian Dekat dengan Hanura

Kompas.com - 15/02/2013, 17:51 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Setelah keluar dari Partai Nasdem, bos MNC Group Hary Tanoesoedibjo kini merapat ke Partai Hanura. Komunikasi antara Hary dan Ketua Umum Partai Hanura Wiranto pun sudah dilakukan sebanyak dua kali.

Hal itu diungkapkan anggota Persatuan Indonesia (Perindo) Ahmad Rofiq saat dihubungi wartawan, Jumat (15/2/2013). Rofiq yang bersama-sama Hary keluar dari Partai Nasdem ini menjelaskan bahwa komunikasi Hary Tanoe dengan Wiranto lebih intensif dibandingkan tokoh partai lainnya.

"Hary Tanoe sudah melakukan komunikasi dengan semua partai, tidak hanya Hanura. Tapi untuk komunikasi dengan Pak Wiranto sudah dua kali, sedangkan Demokrat, Gerindra, PDI-P, dan Golkar hanya satu kali," ujar Rofiq.

Dalam perbincangan dengan Wiranto itu, kata Rofiq, Hary Tanoe membahas soal visi dan misi politiknya jika bergabung dengan Hanura. Ia menuturkan, Hary tidak mau salah ambil langkah lagi untuk kedua kalinya.

"Dia keluar dari Nasdem karena cita-cita politiknya tak tersalurkan. Jadi, memutuskan partai yang akan ditujunya harus benar-benar sesuai dengan semangat perjuangan beliau," katanya.

Rofiq mengatakan, bagi Hary, yang terpenting adalah visi dan misi partai. Tidak masalah jika partai itu partai kecil sekalipun di parlemen. Keputusan final Hary Tanoe rencananya akan disampaikan maksimal dua hari mendatang. "Saat ini, Pak Hary butuh waktu untuk merenungi dan kontemplasi dulu. Kira-kira 1-2 hari ini kami akan kabarkan. Minggu mungkin akan kami umumkan," ucap mantan Sekretaris Jenderal Partai Nasdem ini.

Hary Tanoe sebelumnya sempat bergabung dengan Partai Nasdem. Ia menjadi Ketua Dewan Pakar pada partai bentukan Surya Paloh itu. Namun, karena berseberangan dengan Paloh, Hary pun memutuskan keluar dari partai itu bersama dengan tiga pengurus inti lainnya.

Hary kemudian membentuk perkumpulan yang disebut Persatuan Indonesia (Perindo). Perindo berisikan anggota Partai Nasem yang memutuskan keluar karena tidak sejalan dengan rencana Paloh yang akan diangkat menjadi Ketua Umum Partai Nasdem.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Terobosan Menteri Trenggono Bangun Proyek Budi Daya Ikan Nila Salin Senilai Rp 76 Miliar

    Terobosan Menteri Trenggono Bangun Proyek Budi Daya Ikan Nila Salin Senilai Rp 76 Miliar

    Nasional
    Terdakwa Korupsi Tol MBZ Pakai Perusahaan Pribadi untuk Garap Proyek dan Tagih Pembayaran

    Terdakwa Korupsi Tol MBZ Pakai Perusahaan Pribadi untuk Garap Proyek dan Tagih Pembayaran

    Nasional
    Rayakan Ulang Tahun Ke 55, Anies Gelar 'Open House'

    Rayakan Ulang Tahun Ke 55, Anies Gelar "Open House"

    Nasional
    KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

    KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

    Nasional
    Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

    Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

    Nasional
    Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

    Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

    Nasional
    Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

    Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

    Nasional
    Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

    Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

    Nasional
    Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

    Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

    Nasional
    Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

    Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

    Nasional
    Hanya Ada 2 'Supplier' Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

    Hanya Ada 2 "Supplier" Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

    Nasional
    Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

    Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

    Nasional
    KPK Didesak Usut Pemberian THR ke Anggota DPR dari Kementan, Panggil Bersaksi dalam Sidang

    KPK Didesak Usut Pemberian THR ke Anggota DPR dari Kementan, Panggil Bersaksi dalam Sidang

    Nasional
    Pabrik Bata Tutup, Jokowi: Usaha Itu Naik Turun, karena Efisiensi atau Kalah Saing

    Pabrik Bata Tutup, Jokowi: Usaha Itu Naik Turun, karena Efisiensi atau Kalah Saing

    Nasional
    KPU Ungkap Formulir C.Hasil Pileg 2024 Paniai Dibawa Lari KPPS

    KPU Ungkap Formulir C.Hasil Pileg 2024 Paniai Dibawa Lari KPPS

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com