Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Demokrat Alami Erosi Kepercayaan

Kompas.com - 13/02/2013, 21:39 WIB
Aditya Revianur

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Multimedia Nusantara (UMN), Eduard Depari, menilai bahwa Partai Demokrat sedang mengalami erosi kepercayaan sehingga elektabilitasnya terus tergerus. Hal itu terlihat dari sikap kader Demokrat yang tidak kompak sehingga kepercayaan publik pada partai tersebut terus menurun.

"Tokoh-tokoh Demokrat itu setiap berkomentar berbicara berbeda, tidak seragam. Mereka tidak memperhatikan komunikasi politik maka jadinya mengorbankan citra dan reputasi partai. Kalau ini dikorbankan otomatis penilaian publik akan menurun," kata Eduard di Jakarta, Rabu (13/2/2013).

Eduard menjelaskan, tokoh Partai Demokrat yang menjadi panutan kader memberikan informasi bertentangan. Hal itu berbuah adanya kebingungan di kalangan kader maupun publik atas informasi yang diumbar tokoh Partai Demokrat. Adanya pertentangan informasi itu membuktikan tokoh Partai Demokrat selama ini tidak memiliki kredibilitas.

"Adanya Sengkuni atau ABS (Asal Bapak Senang) di Demokrat malah yang timbul membuktikan hal itu. Coba memilih orang yang tepat, berani berkata yang baik, meski bukan menyenangkan," ujarnya.

Ketidakkompakan dalam Demokrat itu, menurut Eduard, terkait jabatan Ketua Umum Partai Demokrat. Setelah Majelis Tinggi memutuskan Susilo Bambang Yudhoyono mengambil alih kendali partai dan meminta Ketua Umum Anas Urbaningrum fokus pada masalah hukum yang dikaitkan dengannya.

Dalam sejumlah kesempatan, Anas menegaskan bahwa ia tidak dinonaktifkan dari jabatannya saat ini. Anas juga tetap melaksanakan tugasnya sebagai Ketua Umum, antara lain melantik pimpinan DPC Demokrat di Lebak, Banten.

"Mengatasi hal itu, kembali lagi pada SBY, apakah punya leadership atau tidak. Kalau ada, dia bisa ambil tindakan tepat dan tahu pemimpin memang tidak dilahirkan atau untuk menyenangkan semua orang," ujar Eduard.

Pengambilalihan kendali Partai Demokrat disampaikan oleh SBY selaku Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat melalui musyawarah Majelis Tinggi Partai, Jumat (8/2/2013). Hal itu dilakukan mengingat elektabilitas Demokrat terus anjlok hingga mencapai angka 8,3 persen dalam survei yang dilakukan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC).

Berita terkait dapat dilihat dalam topik "Kemelut Demokrat".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

    TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

    Nasional
    Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

    Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

    Nasional
    Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

    Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

    Nasional
    Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

    Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

    Nasional
    Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

    Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

    Nasional
    Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

    Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

    Nasional
    Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

    Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

    Nasional
    SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

    SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

    Nasional
    Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

    Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

    Nasional
    Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

    Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

    Nasional
    Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

    Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

    Nasional
    Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

    Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

    Nasional
    Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

    Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

    Nasional
    Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

    Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

    Nasional
    SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

    SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com