Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Amir: Pakta Integritas Hanya Ada di Demokrat

Kompas.com - 11/02/2013, 12:44 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Dewan Kehormatan Partai Demokrat Amir Syamsuddin menilai keputusan Majelis Tinggi Demokrat terkait pakta integritas merupakan langkah yang besar untuk perbaikan internal. Menurut Amir, hanya Demokrat yang melakukan hal itu.

"Saya merasa ini adalah langkah besar karena satu-satunya partai yang menerapkan adanya pakta integritas. Kader utama wajib melaporkan kekayaan dan NPWP. Itu satu-satunya Demokrat," kata Amir di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (11/2/2013).

Sebelumnya, dalam pertemuan Majelis Tinggi dan Ketua DPD di Cikeas, Bogor, Minggu malam, dihadapan wartawan dan Ketua Majelis Tinggi Susilo Bambang Yudhoyono, mereka yang hadir menandatangani pakta integritas. Ada 10 poin dalam pakta integritas. Salah satu poin menyatakan, ketika ditetapkan sebagai tersangka, kader bersedia mengundurkan diri dari jabatan di partai dan siap memerima sanksi pemecatan dari Dewan Kehormatan partai.

Adapula substansi bagi kader yang menjabat di eksekutif atau legislatif untuk tidak melakukan penyimpangan dalam pengelolaan APBN dan APBD. Kader juga diminta menyerahkan data kekayaan serta NPWP kepada Dewan Kehormatan.

Anas Urbaningrum sebagai Wakil Ketua Majelis Tinggi Demokrat tak hadir dengan alasan sakit. Dengan demikian, dia belum menandatangani pakta integritas itu. Amir yakin Anas akan menandatangani nantinya.

Ketua Fraksi Demokrat di DPR Nurhayati Ali Assegaf mengatakan, pakta integritas itu akan diteruskan kepada seluruh anggota Fraksi Demokrat di DPR. Menurut dia, tak ada satu pun politisi Demokrat yang keberatan atas pakta integritas.

Nurhayati mengapresiasi keputusan Majelis Tinggi tersebut. Menurut dia, langkah itu sejalan dengan sikap Demokrat dalam pemberantasan korupsi. "SBY sudah buktikan itu. Siapa saja tidak kebal hukum. Artinya Demokrat masih fokus pada pemberantasan korupsi," ucap dia.

Berita terkait dapat diikuti dalam topik:
Kemelut Demokrat

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    “Oposisi” Masyarakat Sipil

    “Oposisi” Masyarakat Sipil

    Nasional
    Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

    Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

    Nasional
    Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

    Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

    Nasional
    Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

    Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

    Nasional
    Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

    Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

    Nasional
    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

    Nasional
    Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

    Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

    Nasional
    Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

    Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

    Nasional
    Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

    Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

    Nasional
    Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

    Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

    Nasional
    Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

    Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

    Nasional
    Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

    Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

    Nasional
    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com