Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Senior Demokrat Ajukan Restrukturisasi Partai

Kompas.com - 08/02/2013, 10:55 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Max Sopacua mengatakan, pertemuan Majelis Tinggi Demokrat yang akan digelar, Jumat (8/2/2013) malam, di kediaman Ketua Dewan Pembina Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono tak menutup kemungkinan akan membahas restrukturisasi di tubuh partai. Menurutnya, kelompok senior Demokrat mendukung adanya restrukturisasi jika pengurus saat ini dinilai tidak mampu mengangkat citra partai.

"Penyelesaian partai ini akan disampaikan. Tidak tertutup kemungkinan terjadinya perubahan, restrukturisasi," ujar Max, Jumat (8/2/2013) pagi, saat dihubungi wartawan.

Menurut Max, restrukturisasi adalah hal yang wajar untuk dilakukan untuk merespons anjloknya suara Demokrat berdasarkan hasil survei sejumlah lembaga. Sejumlah survei menunjukkan, elektabilitas Demokrat tak ada yang melampaui angka 10 persen.

Max juga menyatakan prihatin adanya dikotomi kelompok tua dan muda yang terjadi di Demokrat. Kelompok tua diasosiasikan dengan kelompok SBY, sementara kelompok muda diasosiasikan dengan kelompok Anas.

"Seolah-olah sekarang ini ada kontaminasi kelompok tua dan muda. Padahal, yang tua ini yang berjasa yang membuat dan membesarkan partai ini. Yang muda itu kan hanya terima bersih. Jadi, sifat arogansi yang mendorong pemecatan menteri tidak wajar dilakukan. Tidak perlulah keras melakukan perlawanan di partai sendiri," kata Max.

Max mengatakan, menurunnya tingkat dukungan publik tak bisa hanya ditanggapi dengan berdiam diri.  Menurutnya, ada segelintir orang di Demokrat yang tak menginginkan perubahan. Apakah nantinya senior Demokrat akan mengajukan Kongres Luar Biasa?

"Kami tidak pernah bicara KLB karena proses KLB itu panjang. Tapi, faktor konsolidasi dan loyalitas partai ini yang akan jadi acuan. Kalau loyal kepada pemimpin, dia akan tunduk. Tapi, tidak tertutup kemungkinan kita bisa dihantui opini publik," kata Max.

Ia menjelaskan, kader tidak boleh lagi melemparkan kesalahan kepada partai lain dengan menyebut partai lain lebih korup. Menurutnya, pengurus Demokrat lebih baik membenahi dapur rumah tangganya sendiri.

"Kalau ada anggota tidak sejalan, kita bawa dia untuk sejalan," ujarnya.

Seperti diketahui, Menteri ESDM Jero Wacik yang juga Sekretaris Dewan Pembina Partai Demokrat sempat menyatakan Anas lebih baik mundur menyusul merosotnya tingkat elektabilitas Partai Demokrat. Nama Anas yang kerap dikait-kaitkan dalam kasus dugaan korupsi proyek Hambalang dianggap turut berkontribusi pada rendahnya apresiasi publik. Pernyataan Jero ini mengundang reaksi dari sejumlah pengurus wilayah Demokrat yang menyatakan akan tetap mendukung Anas dan siap pasang badan jika ada kelompok yang ingin melengserkan Anas.

Berita terkait dapat diikuti dalam topik:
Demokrat "Terjun" Bebas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

    Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

    Nasional
    Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

    Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

    Nasional
    Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

    Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

    Nasional
    Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

    Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

    Nasional
    “Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

    “Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

    Nasional
    Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

    Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

    Nasional
    Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

    Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

    Nasional
    Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

    Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

    Nasional
    Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

    Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

    Nasional
    Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

    Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

    Nasional
    Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

    Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

    Nasional
    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Nasional
    Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

    Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com