Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

'Jokowi Baru Jadi Tren Pemimpin Masa Depan'

Kompas.com - 07/02/2013, 18:14 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -- Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, dinilai menjadi sosok inspiratif, sebagai model kepemimpinan masa depan. Tapi, mencalonkan Jokowi untuk Pemilu Presiden 2014 dianggap langkah yang kontraproduktif bagi semua pihak.

"Tidak mudah partai atau gabungan partai menggadang Jokowi, karena sekarang sedang dibutuhkan masyarakat DKI," ujar Sekretaris Jenderal PAN Taufik Kurniawan, Kamis (7/2/2013), di Jakarta, Kamis (7/2/2013). Masyarakat, imbuh dia, memahami bahwa sekarang Jokowi masih punya tugas untuk Jakarta.

Belum lagi, kata Taufik, belum tentu juga Jokowi mendapat 'perahu politik' bila maju menjadi calon Presiden pada 2014. "Apakah rela partai politik menyerahkan (posisi calon Presiden) ke pak Jokowi ? Apakah tidak jadi kontraproduktif bagi Jokowi sendiri?" tanya dia.

Namun, Taufik tak menampik Jokowi adalah sosok pemimpin baru. Hanya, menurut dia 2014 bukan waktu yang tepat untuk Jokowi maju menjadi calon Presiden. Taufik berpendapat Jokowi saat ini barulah tepat menjadi tren atau gaya kepemimpinan masa menatang. "Menjadi pembelajaran bagi tokoh masyarakat atau nasional, (bahwa) masyarakat butuh figur yang down to earth tanpa lebay," papar dia.

Baru sekitar empat bulan jadi Gubernur DKI Jakarta, nama Joko Widodo sudah masuk bursa kandidat yang layak jadi calon Presiden. Setidaknya berdasarkan hasil survei Pusat Data Bersatu (PDB).

Survei PDB itu dilakukan pada 3-18 Januari 2013 dengan 1.200 responden yang berasal dari 30 provinsi. Hasilnya, Jokowi mendapatkan peringkat teratas dengan dukungan 21 persen suara, mengungguli Prabowo Subiakto (17 persen) dan Megawati Soekarnoputri (11,5 persen).

Elektabilitas kandidat yang lebih dahulu disebut-sebut atau bahkan 'pede' menyatakan bakal mencalonkan diri pada Pemilu Presiden 2014, jauh tertinggal dukungan untuk Jokowi. Sebut saja Rhoma Irama (10,4 persen) atau Aburizal Bakrie (9,3 persen), bahkan Jusuf Kalla (7,8 persen).

Calon yang gelagatnya diusung PAN, Hatta Radjasa, sepertinya masih butuh kerja keras berdasarkan survei PDB. Hatta hanya mendapatkan 1,2 persen dukungan responden.

Elektabilitas tokoh lain punya kisaran angka tertinggi di 3 persen. Mereka adalah Wiranto (3,5 persen), Mahfud MD (2,8 persen), Dahlan Iskan (2,0 persen), Surya Paloh (1,3 persen), Chairul Tanjung (0,4 persen), dan Djoko Suyanto (0,3 persen).

Berita terkait dapat dibaca pada topik Geliat Politik Jelang 2014

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    [POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

    [POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

    Nasional
    Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

    Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

    Nasional
    PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

    PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

    Nasional
    Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

    Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

    Nasional
    PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

    PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

    Nasional
    ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

    ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

    Nasional
    Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

    Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

    Nasional
    PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

    PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

    Nasional
    Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

    Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

    Nasional
    Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

    Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

    Nasional
    Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

    Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

    Nasional
    Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

    Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

    Nasional
    Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

    Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

    Nasional
    Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

    Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com