Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY Perlu Pertimbangkan Desakan Senior PD

Kompas.com - 03/02/2013, 23:32 WIB
Imanuel More

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengajar komunikasi politik di Universitas Indonesia, Ari Junaedi menilai Susilo Bambang Yudhoyono perlu mempertimbangkan kegelisahan para senior Partai Demokrat (PD) menyikapi terjun bebasnya popularitas partai tersebut sebagaimana hasil survei Saiful Mujani Research & Consulting

Seperti dibertakan sebelumnya, salh satu anggota Dewan Pembina PD Jero Wacik mendesakan kepada Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selaku Ketua Dewan Pembina PD, untuk mengambil langkah luar biasa.

Jero juga menyatakn akan lebih baik jika Anas Urbaningrum mundur sebagai Ketua Umum. Oleh Jero, Anas dipandang sebagai sumber kemorosotan citra PD di masyarakat. Ari Junaedi menilai selama ini citra PD di masyarakat sudah jeblok pasca terbongkarnya kasus mega korupsi Bendahara Umum PD Nazarudin.

"Apalagi nama-nama yang disebut Nazarudin terlibat dalam pusaran kasus-kasus korupsi yang menyeret elit-elit PD semakin terbukti kebenarannya. Jadi untuk menyelamatkan kapal yang bernama PD, SBY selaku nakhoda harus melengserkan Anas sebagai mualim PD. Jika tidak, bisa-bisa PD akan berubah menjadi parpol gurem," ujar Ari Junaedi.

Dari analisis pengajar program pascasarjana di sejumlah universitas di berbagai kota ini, SBY selalu hati-hati dalam mengambil keputusan sehinga kesan lamban dan bertele-tele menjadi lekat dengan pendiri PD ini.

"Agar citra PD tidak semakin terjun bebas, hendaknya mekanisme kongres luar biasa dipilih untuk menurunkan Anas secara terhormat. Tentunya Anas juga ingin mundur dengan cara elegan dan tidak dipermalukan. Sebaliknya SBY juga akan mempertahankan gayanya yang peduli dengan mekanisme partai," kata Ari.

Usai penetapan Andi Mallarangeng sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), masyarakat makin meyakini kalau korupsi memang dilakukan oleh elite-elite Demokrat.

Peraih doktor dalam penelitiannya tentang pelarian politik tragedi 1965 di mancanegara ini ini berharap langkah yang diminta kader senior, seperti Jero Wacik dan Syarif Hassan bisa menjadi pertimbangan SBY untuk mengambil langkah cepat. Sore tadi, Sekretaris Majelis Tinggi PD Jero Wacik mengadakan konferensi pers di kediamannya.

Penjelasan ini disampaikan untuk menyikapi dengan jebloknya popularitas Demokrat sebagaimana dilansir hasil survei Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC).

Menurut Wacik, sejumlah kader utama PD langsung menghubunginya untuk mengungkapkan kegelisahan setelah mendengar hasil survei tersebut. Mereka pun sepakat untuk meminta SBY mengambil langkah khusus agar PD tidak benar-benar jeblok pada Pemilu 2014 mendatang.

Baca Juga:

- Survei SMRC: Demokrat dan PKS Terjun Bebas
- Survei Jeblok, Senior Demokrat Minta SBY Turun Tangan

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Nasional
    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

    Nasional
    Kualitas Menteri Syahrul...

    Kualitas Menteri Syahrul...

    Nasional
    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

    Nasional
    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Nasional
    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Nasional
    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Nasional
    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Nasional
    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Nasional
    Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

    Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

    Nasional
    Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

    Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

    Nasional
    Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

    Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com