Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Amir Tak Ambil Pusing Survei LSI

Kompas.com - 30/01/2013, 12:29 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil penelitian Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menyebutkan, mayoritas responden menyatakan kekhawatirannya terhadap kinerja para menteri yang juga pengurus partai politik. Memasuki tahun politik, publik khawatir kinerja menteri akan menurun pada tahun 2013 ini. Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsuddin tak sepakat dengan survei itu. Menurutnya, yang paling mengetahui kinerja kementerian yang dipimpinnya adalah dirinya sendiri dan seluruh pegawai yang bekerja di kementeriannya.

"Kalau yang bekerja kan kami lebih tahu. Apa yang kami kerjakan jelas kami lebih tahu," ujar Amir, Rabu (30/1/2013), di Gedung Kompleks Parlemen Senayan.

Ia mengatakan, tak akan menjadikan survei LSI itu untuk menilai kinerja kementeriannya. "LSI sama sekali tidak saya anggap menjadi ukuran bagi kinerja saya. Saya lebih baik bicara masalah saya sendiri," kata Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat ini.

Amir meyakini, siapa pun dan dari latar belakang apa pun seorang menteri, dinilainya memiliki tanggung jawab dalam tugasnya. Oleh karena itu, katanya, masyarakat tak perlu khawatir. "Kalau masing-masing menteri sadar tanggung jawab dan tugasnya dari mana pun dia, tentu akan tetap menjalankan tugasnya sebagai abdi negara. Saya tidak persoalkan ini, saya akan jalankan tugas saya sebagai menteri," ujar dia.

Terlalu sibuk urus partai

Penelitian Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menunjukkan bahwa mayoritas publik mengaku khawatir atas kinerja seluruh Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II yang berasal dari partai politik di tahun 2013. Publik menilai mereka hanya akan bekerja untuk kepentingan parpol menghadapi Pemilu 2014. Survei itu digelar pada 22-25 Januari 2013 dengan mengambil responden sebanyak 1.200 orang. Hasilnya, sebanyak 86,35 persen responden mengaku cukup khawatir dan sangat khawatir bahwa menteri yang berasal dari parpol tidak akan bekerja untuk kepentingan rakyat.

Sebaliknya, hanya 10,79 persen responden yang mengaku tidak khawatir atas kinerja para menteri hingga 2014 . Adapun 2,86 persen responden tidak menjawab. Selain itu, sebanyak 58,23 persen responden menilai para menteri yang berasal dari paprol hanya akan bekerja untuk kepentingan partai masing-masing terutama pemenangan Pemilu 2014. Hanya 30,38 persen responden yang menilai mereka tetap bekerja untuk kepentingan rakyat dan 11,39 persen tidak menjawab.

Adapun, di dalam Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II ada 21 menteri yang berasal dari parpol. Namun, publik paling banyak menyoroti tiga menteri yang merangkap ketua umum partai. Ketiganya, yakni Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa (Ketua Umum DPP PAN), Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar (Ketua Umum DPP PKB), dan Menteri Agama Suryadharma Ali (Ketua Umum DPP PPP).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

    PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

    Nasional
    Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

    Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

    Nasional
    Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

    Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

    Nasional
    Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

    Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

    Nasional
    Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

    Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

    Nasional
    KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

    KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

    Nasional
    TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

    TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

    Nasional
    Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

    Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

    Nasional
    Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

    Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

    Nasional
    Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

    Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

    Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

    Nasional
    Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

    Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

    Nasional
    Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

    Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

    Nasional
    Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

    Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

    Nasional
    Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

    Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com