Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angkutan Kota di Bandung Tidak Lama Lagi Tinggal Sejarah...

Kompas.com - 29/01/2013, 03:00 WIB

Dengan sistem ini, cakupan transportasi akan lebih luas dan daerah yang tak terlayani transportasi semakin sedikit. Sebab, kondisi di Kota Bandung saat ini daerah yang tak terlayani masih sangat besar, sekitar 70 persen. Hanya 30 persen daerah yang terlayani angkutan umum.

Namun, Ofyar juga mengingatkan, angkutan massal secara bertahap yang perlu diprioritaskan adalah TMB dan angkutan kota sebagai pengumpan. Pasalnya, koridor sudah terbangun, dan biaya pengembangan TMB sangat murah dibandingkan dengan biaya pembangunan monorel dan kereta gantung.

TMB harus dikembangkan. Kalau hanya dua koridor, dan armada cuma 28 bus, masih rendah cakupannya. Kota Bandung perlu 13 koridor, juga 600 sampai 700 unit bus. Pemkot tak bisa hanya mengandalkan bantuan bus dari Kementerian Perhubungan sebab mau sampai kapan terpenuhi? Pemda harus proaktif menggaet investor, dan ini yang lamban dilakukan Pemkot. Padahal, rencana besarnya sudah ada. ITB telah menyusunnya dibantu Pemerintah Perancis.

”Kalau transportasi massal ini tak segera direalisasi, dalam waktu empat atau lima tahun ke depan mungkin angkot tinggal sejarah saja. Sebab, masyarakat benar-benar akan lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi,” ujar Ofyar.

Belajar dari kasus rumitnya kemacetan di Jakarta yang makin sulit terurai, Pemkot Bandung perlu segera mulai melakukan terobosan untuk mengatasi kemacetan. Terobosan itu tidak sebatas rencana atau niat, tetapi harus direalisasikan secara nyata di lapangan.

Seperti kata sejumlah orang, di Bandung, semua ahli transportasi bermukim. Akan tetapi, kemacetan yang kian rumit di depan mata belum juga teratasi. Kini, saatnya memadukan semua potensi guna mengurai kemacetan Kota Bandung.(Samuel Oktora)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com