Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mati Listrik, Sebagian Pegawai KPK Diliburkan

Kompas.com - 17/01/2013, 14:10 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sebagian pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diliburkan setelah pemadaman listrik Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Kamis (17/1/2013), akibat banjir yang melanda sebagian besar wilayah Ibu Kota. Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto mengungkapkan, pemadaman listrik mengakibatkan perangkat kerja di Gedung KPK, Kuningan, tidak beroperasi. Pemeriksaan pun tidak berjalan hari ini.

"Penyidik enggak bisa kerja. Orang memang tidak bisa bekerja karena fasilitas kerjanya tidak bisa bekerja, silakan mengambil posisinya masing-masing," ujar Bambang di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta.

Meskipun demikian, lanjutnya, masih ada pegawai yang tetap bekerja, misalnya para petugas keamanan atau staf yang menjaga perangkat listrik.

Bambang mengatakan, gedung KPK yang berlokasi di Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, ini belum didukung perangkat yang canggih. Perangkat yang tersedia, katanya, masih tergantung pada listrik.

"Server kami juga tergantung listrik, akhirnya diputuskan karena listrik harus dimatikan. Akibatnya, server juga mati. Nah, kalau itu dimatikan, seluruh sarana prasarana, kan, enggak bisa buat kerja," ujarnya.

Untuk memperbaiki hal ini, menurut Bambang, KPK memanggil para ahli untuk memeriksa sistem dan perangkat yang rusak karena terendam air ataupun yang tidak bisa dihidupkan karena listrik padam. Dia juga meminta maaf kepada masyarakat karena kerja KPK menjadi tidak optimal akibat sistem yang tidak bisa dihidupkan.

KPK berupaya melakukan perbaikan secepatnya untuk mengoptimalkan pekerjaan yang ada. Meskipun demikian, Bambang memastikan tidak ada berkas-berkas perkara korupsi yang rusak akibat banjir ataupun mati listrik. Semua berkas tersebut sudah disimpan dalam bentuk digital.

Seperti diberitakan sebelumnya, mati listrik akibat banjir menyebabkan perangkat kerja di KPK tidak bisa dioperasikan. KPK juga memindahkan tahanannya yang mendekam di rumah tahanan di basement gedung karena terendam air.

Bambang mengatakan, para tahanan di basement gedung KPK akan dipindahkan ke rutan lain, seperti Rutan Guntur, Cipinang, atau Salemba. Adapun tersangka yang ditahan di rutan basement gedung KPK meliputi Direktur Utama PT Hardaya Inti Plantation Hartati Murdaya Poo dan mantan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Miranda S Goeltom.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Nasional
    Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

    Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

    Nasional
    Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

    Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

    Nasional
    Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

    Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

    Nasional
    Ganjar Bubarkan TPN

    Ganjar Bubarkan TPN

    Nasional
    BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

    BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

    Nasional
    TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

    TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

    Nasional
    Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

    Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

    Nasional
    Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

    Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

    Nasional
    Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

    Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

    Nasional
    Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

    Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

    Nasional
    Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

    Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

    Nasional
    Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

    Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

    Nasional
    SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

    SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com