Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taufik Ismail Kritik Parpol Lewat Puisi

Kompas.com - 14/01/2013, 17:28 WIB
Aditya Revianur

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Penyair Taufik Ismail didaulat membacakan puisinya usai Komisi Pemilihan Umum (KPU) selesai membagikan nomor urut partai politik peserta Pemilu 2014 di Jakarta, Senin (14/1/2013).

Momentum yang dihadiri para petinggi parpol itu pun langsung dimanfaatkannya untuk mengkritik sepak terjang parpol masa kini lewat puisi "Ketika Indonesia Dihormati Dunia". Menurutnya, parpol semakin jauh dari pesta demokrasi karena terjebak dalam politik transaksional.

"Dengan rasa rindu kukenang pemilihan umum setengah abad yang lewat. Dengan rasa kangen, pemilihan umum pertama itu kucatat. Peristiwa itu berlangsung tepatnya di tahun lima puluh lima. Ketika itu, sebagai bangsa, kita baru sepuluh tahun merdeka," kata penyair angkatan 66 itu di Gedung KPU.

Taufik menekankan, larik puisi tersebut untuk mengingatkan para pemimpin parpol. Pemilu tahun 1955 menurutnya adalah babak sejarah yang paling indah. Sebab, dalam pemilu tersebut, tidak ada praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme yang menyertai setiap pesta rakyat.

Menurutnya, Pemilu 1955 adalah cerminan demokrasi yang sesungguhnya. Pada pemilu 1955, PNI memenangi pesta rakyat tersebut, kemudian disusul Masyumi, NU, PKI, dan PSII.

"Pada waktu itu tidak suap-menyuap, tak terdengar sogok-sogokan. Pada waktu itu dalam penghitungan suara, tak ada kecurangan. Itulah masa ketika Indonesia dihormati dunia," ujar Taufik dalam deklamasi puisinya.

Taufik mengatakan, pemilu setelah tahun 1955 tidak ada yang berjalan demokratis. Menurutnya, Pemilu 2014 harus seperti Pemilu 1955. Sebab, hal itu menurutnya agar Indonesia kembali dihormati dunia. Pemilu yang berjalan dengan tidak demokratis membuat Indonesia dipandang sebelah mata oleh negara lain.

"Jujur dan adil dalam pesta demokrasi tidak hanya diucapka, tapi juga harus dilaksanakan," tandasnya.

Lebih jauh, ia menekankan nomor urut parpol agar tidak dijadikan barang keramat. Sebab, menurutnya, kemenangan bukan ditentukan oleh mengeramatkan nomor urut, tapi berasal dari Tuhan.

Sebanyak sepuluh partai politik telah mendapatkan nomor urutnya untuk berlaga di Pemilu 2014. Partai Nasdem sebagai debutan baru memperoleh nomor urut satu dan ditutup oleh Hanura.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Jokowi dan PDI-P, Projo: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Projo: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com