Magelang, Kompas -
Agus Suryono, Sekretaris Gabungan Kelompok Tani Ngudi Luhur di Desa Kaliurang, Kecamatan Srumbung, Magelang, mengatakan, dari 170 hektar tanaman salak di desa itu, yang bisa memberikan hasil baru berkisar 70 persen atau sekitar 130 hektar saja. ”Sekitar 40 hektar tanaman salak tidak bisa memberikan hasil karena rusak berat. Tumbang terkena abu Merapi,” ujarnya, Kamis (10/1), di Magelang.
Satu hektar terdiri atas 2.500 batang pohon salak. Jika sebelumnya 1 hektar lahan salak memberikan hasil 4 ton per panen, kini hanya mencapai 1 ton per panen. Agus mengatakan, tahun 2011, akibat erupsi Gunung Merapi, petani sama sekali tidak mendapatkan hasil dari tanaman salaknya.
Sihono, petani salak dari Desa Sudimoro, Kecamatan Srumbung, Magelang, menambahkan, ia terpaksa mengganti tanaman salaknya yang terkena erupsi Gunung Merapi. Sekitar 200 batang salak baru ditanamnya kembali dua tahun lalu.
Menurut Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Jateng Aris Budiono, pemulihan tanaman salak di Magelang terbilang cepat.