Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sabut Kelapa Menghemat Pupuk

Kompas.com - 05/01/2013, 00:18 WIB
Nasrullah Nara

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Serbuk sabut kelapa atau dalam perdagangan internasional disebut coco peat, hasil samping dari usaha pengolahan serat sabut kelapa (coco fiber), tidak hanya efektif mempercepat kinerja pertumbuhan tanaman. Lebih dari itu, fungsi lainnya ternyata juga menghemat penggunaan pupuk pada tanaman hingga 50 persen.  

"Berdasarkan uji coba dan simulasi yang dilakukan teman-teman di berbagai daerah, coco peat terbukti dapat menghemat penggunaan pupuk hingga 50 persen," ungkap Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan Asosiasi Industri Sabut Kelapa Indonesia (AISKI) Ady Indra Pawennari dalam siaran persnya di Jakarta, Jumat (4/1/2013).  

Menurut Ady, kemampuan serbuk sabut kelapa menyerap dan menyimpan air 300 persen lebih dari kemampuan lahan menjadikan pupuk yang diberikan pada tanaman tidak tergerus air pada saat penyiraman atau hanyut pada saat hujan.

"Ini sudah diuji coba pada berbagai jenis tanaman. Misalnya, tanaman sayur-sayuran, ubi kayu, padi, kelapa sawit, dan kayu. Hasilnya luar biasa. Pupuk yang diberikan pada tanaman tidak menguap dan terbawa air," ulasnya.  

Ady menceritakan pengalaman temannya, Imam Wibawa, di Sungai Guntung, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, yang bercocok tanam menggunakan serbuk sabut kelapa sebagai media tanam, tanpa menggunakan tanah sedikit pun. Dengan modal polybag yang diisi serbuk sabut kelapa, ia sukses memanen cabe 500 kilogram di areal seluas 500 meter persegi di belakang rumahnya.   

Sementara itu, Nando, di Natar, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, berhasil melewati hadangan kemarau panjang berkat kinerja serbuk sabut kelapa yang dapat menghambat terjadinya penguapan air.

"Berkat coco peat, tanaman padi di sawah tadah hujan mampu tumbuh survive meski dihadang kemarau panjang. Sawah yang diberi coco peat tanahnya selalu gembur, sejuk dan subur, sehingga tanaman padi bisa tumbuh normal," kata Ady.  

Cerita lainnya berasal dari Kadek di Krui, Kabupaten Pesisir Selatan, Lampung. Benih kelapa sawit yang ditanam menggunakan media tanam serbuk sabut kelapa mengalami pertumbuhan yang cukup mencengangkan. Pada usia tanam 1,5 tahun, tingginya mencapai 2,5 meter.

Adapun benih kelapa sawit yang ditanam langsung ke tanah, tanpa menggunakan coco peat, tingginya hanya 1 meter. Atas fakta dan pengalaman dari berbagai daerah, tambah Ady, AISKI terus mengampanyekan penggunaan serbuk sabut kelapa untuk meningkatkan produktivitas lahan.

Minggu ini, AISKI menyurati Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) untuk menawarkan penggunaan serbuk sabut kelapa sebagai media tanam dan bahan baku untuk pembuatan pupuk organik.  

Sebagaimana diketahui, serbuk sabut kelapa memiliki kandungan trichoderma molds, sejenis enzim dari jamur yang dapat mengurangi penyakit dalam tanah, menjaga tanah tetap gembur, subur dan memudahkan akar baru tumbuh dengan cepat dan lebat.    

Selain itu, ia juga memiliki pori-pori yang memudahkan terjadinya pertukaran udara, dan masuknya sinar matahari. Di dalam serbuk sabut kelapa juga terkandung unsur-unsur hara dari alam yang sangat dibutuhkan tanaman, berupa kalsium (Ca), magnesium (Mg), natrium (Na), nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Temui Jokowi, GP Ansor Beri Undangan Pelantikan Pengurus dan Bahas Isu Kepemudaan

Temui Jokowi, GP Ansor Beri Undangan Pelantikan Pengurus dan Bahas Isu Kepemudaan

Nasional
Grace Natalie dan Juri Ardiantoro Akan Jalankan Tugas Khusus dari Jokowi

Grace Natalie dan Juri Ardiantoro Akan Jalankan Tugas Khusus dari Jokowi

Nasional
Jusuf Kalla Tiba di Pengadilan Tipikor, Jadi Saksi Karen Agustiawan

Jusuf Kalla Tiba di Pengadilan Tipikor, Jadi Saksi Karen Agustiawan

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Sita 66 Rekening, 187 Tanah, 16 Mobil, dan 1 SPBU

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Sita 66 Rekening, 187 Tanah, 16 Mobil, dan 1 SPBU

Nasional
Mengganggu Pemerintahan

Mengganggu Pemerintahan

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan kepada 2 Anak SYL, Capai Miliaran Rupiah?

Daftar Aliran Uang Kementan kepada 2 Anak SYL, Capai Miliaran Rupiah?

Nasional
Jokowi Rapat Bahas Aksesi OECD dengan Menko Airlangga dan Sri Mulyani

Jokowi Rapat Bahas Aksesi OECD dengan Menko Airlangga dan Sri Mulyani

Nasional
Korban Banjir Lahar di Sumbar hingga 16 Mei: 67 Orang Meninggal, 20 Warga Hilang

Korban Banjir Lahar di Sumbar hingga 16 Mei: 67 Orang Meninggal, 20 Warga Hilang

Nasional
Kemenag Beri Teguran Keras ke Garuda Indonesia soal Mesin Pesawat Rusak

Kemenag Beri Teguran Keras ke Garuda Indonesia soal Mesin Pesawat Rusak

Nasional
Spesifikasi HNLMS Tromp, Kapal Fregat Belanda yang Bersandar di Jakarta

Spesifikasi HNLMS Tromp, Kapal Fregat Belanda yang Bersandar di Jakarta

Nasional
Banyak Pabrik Pindah dari Jabar dan Picu PHK, Menperin: Itu Perhitungan Bisnis

Banyak Pabrik Pindah dari Jabar dan Picu PHK, Menperin: Itu Perhitungan Bisnis

Nasional
Prabowo Bantah Pemerintahannya Bakal Terapkan Proteksionisme

Prabowo Bantah Pemerintahannya Bakal Terapkan Proteksionisme

Nasional
Klaim Tak Pernah Rekomendasikan Proyek di Kementan, SYL: Semua Harus Sesuai SOP

Klaim Tak Pernah Rekomendasikan Proyek di Kementan, SYL: Semua Harus Sesuai SOP

Nasional
Prabowo Yakin Pertumbuhan Ekonomi Capai 8 Persen di 3 Tahun Pemerintahannya

Prabowo Yakin Pertumbuhan Ekonomi Capai 8 Persen di 3 Tahun Pemerintahannya

Nasional
Jelang Juni, Pemerintah Belum Putuskan Perpanjang Bansos Beras atau Tidak

Jelang Juni, Pemerintah Belum Putuskan Perpanjang Bansos Beras atau Tidak

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com