Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2012, Polri Tetapkan 78 Tersangka Kasus Terorisme

Kompas.com - 29/12/2012, 09:12 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sepanjang tahun 2012, Kepolisian Republik Indonesia menangani 14 kasus terorisme di Indonesia. Sebanyak 78 orang telah ditetapkan menjadi tersangka, sementara 10 orang di antaranya tewas saat dilakukan penangkapan.

Dari total tersebut, sebanyak 68 orang telah diproses secara hukum, yakni tahap pengadilan 17 orang dan 2 orang di antaranya telah divonis, sedangkan 51 orang lainnya masih dalam proses penyidikan.

Tahun 2012 ini, teror yang banyak menjadi sorotan terjadi di Solo dan Poso. Pertama ialah di Solo saat kelompok Farhan (19) meneror pos pengamanan polisi Agustus lalu. Kelompok ini melempari pos polisi dengan granat dan melakukan penembakan yang menewaskan Bripka Dwi Data Subekti. 

Farhan dan rekannya, Mukhsin, akhirnya tewas saat penangkapannya beberapa hari setelah aksi teror itu, yakni Jumat (31/8/2012). Farhan melawan dan terjadi baku tembak dengan Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri. Dalam penangkapan itu, satu anggota Polri Briptu Suherman tewas.

Di Poso, polisi menembak hingga menewaskan terduga teroris Kholid pada 3 November 2012 yang diketahui bekerja sebagai polisi hutan. Akibat aksi teror di Poso, enam polisi juga tewas.

Menanggapi hal tersebut, Kapolri Jenderal Timur Pradopo meminta adanya peran masyarakat untuk memberantas terorisme.

"Untuk penanganan teror di Poso dan beberapa daerah konflik lainnya, kita memerlukan peran serta masyarakat. Teror kan bukan kejahatan biasa, terutama ada perjuangan-perjuangan yang memang mereka perjuangkan,” ujar Timur saat rilis akhir tahun 2012 Polri di Rupatama Mabes Polri, Jakarta, Jumat (29/12/2012).

Menurut Timur, penegakan hukum tidak dapat memutus rantai jaringan teroris. Untuk itu, masyarakat dan instansi terkait dapat secara aktif memerangi terorime, mulai dari langkah pencegahan hingga penyelesaian.

"Kalau penegakan hukum saja enggak selesai-selesai nanti, terutama menyadarkan hal-hal yang ada dalam Pancasila bisa terwujudkan," terangnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    Nasional
    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

    Nasional
    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Nasional
    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

    Nasional
    Kualitas Menteri Syahrul...

    Kualitas Menteri Syahrul...

    Nasional
    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

    Nasional
    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Nasional
    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Nasional
    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Nasional
    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Nasional
    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Nasional
    Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

    Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com