Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rizal Mallarangeng: Urusan Apa Saya dengan Demokrat?

Kompas.com - 29/12/2012, 08:36 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua DPP Partai Golkar Rizal Mallarangeng membantah tudingan dirinya hendak menjatuhkan Partai Demokrat dengan memaparkan sejumlah hipotesis dalam kasus dugaan korupsi proyek Hambalang yang telah menyeret kakaknya, Andi Mallarangeng. Ia menegaskan sama sekali tidak memiliki kepentingan terhadap partai kakaknya itu.

"Pak Mahyuddin (mantan Ketua Komisi X DPR) dan Pak Anas Demokrat itu bukan urusan sama saya. Ada urusan apa sama saya?" kata Rizal, Jumat (28/12/2012), dalam jumpa pers di kantor Freedom Institute, Jakarta.

Rizal menuturkan, kepentingan pengungkapan kasus Hambalang sudah menjadi kepentingan publik. Ia pun mengatakan tak pernah menuduh siapa pun. "Saya hanya berusaha mendudukkan persoalan," ucapnya.

Rizal pun mengungkapkan seandainya ia memiliki akses hubungan ke Komisi X yang bermitra kerja dengan Kemenpora, ia meyakinkan hubungan keduanya akan tertata baik. "Kalau saya Ketua DPP Partai Golkar dan punya hubungan dengan Komisi X, maka akan jadi tertata bagus, BUMN bagus. Itu kepentingan Golkar, saya kira itu kepentingan Anda semua," tuturnya.

Fraksi Partai Demokrat menyayangkan pernyataan Rizal Mallarangeng yang mulai menyentuh substansi kasus dugaan korupsi proyek Hambalang. Demokrat melihat bahwa pernyataan Rizal tidak etis dan bisa berpotensi dipolitisasi banyak pihak.

Demikian disampaikan Ketua Fraksi Partai Demokrat, Nurhayati Ali Assegaf, Rabu (26/12/2012), dalam jumpa pers di Gedung Kompleks Parlemen Senayan. "Kami mendukung ketika Pak Rizal ingin meminta keadilan bahwa dirinya merasa disangkutpautkan. Tetapi, kami jadi sangat terkejut ketika kemudian ini berubah dan ke mana-mana," ucap Nurhayati.

Nurhayati mengatakan, pemaparan Rizal tentang kasus Hambalang bisa menimbulkan opini yang berbeda di tengah masyarakat. Pasalnya, Nurhayati melihat hal ini tidak lagi pembelaan Rizal terhadap Andi Mallarangeng yang sudah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus itu.

"Bagaimana pun juga Pak Andi Mallarangeng ini masih kader Demokrat. Sementara Pak Rizal Mallarangeng adalah kader Golkar. Ini akan lari ke mana-mana kalau pak Rizal tidak konsekuen dan konsisten dengan pernyataan awalnya, yakni tidak akan ikut campur proses hukum," imbuh Nurhayati.

Ia mengkhawatirkan pernyataan Rizal bersifat politis lantaran adanya perbedaan partai di antara keduanya itu. "Kalau masuk ke politis, ini menjadi tidak etis. Pak Rizal Mallarangeng harus hormati Pak Andi Mallarangeng. Meski bukan pengurus Demokrat lagi, dia (Andi) tetap menjadi kader Demokrat," ucap anggota Komisi I DPR ini.

Berita terkait dapat diikuti di:
Skandal Proyek Hambalang
Audit Investigasi Hambalang

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

    Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

    Nasional
    Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

    Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

    Nasional
    Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

    Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

    Nasional
    Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

    Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

    Nasional
    PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

    PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

    Nasional
    Tanggapi Ide 'Presidential Club' Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

    Tanggapi Ide "Presidential Club" Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

    Nasional
    6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

    6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

    Nasional
    Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

    Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

    Nasional
    PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

    PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

    Nasional
    Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

    Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

    Nasional
    Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

    Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

    Nasional
    Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Tak Jadi Ajang 'Sapi Perah'

    Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Tak Jadi Ajang "Sapi Perah"

    Nasional
    Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi, Budiman Sudjatmiko: Kalau Individu Bukan Oposisi, tapi Kritikus

    Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi, Budiman Sudjatmiko: Kalau Individu Bukan Oposisi, tapi Kritikus

    Nasional
    Telat Sidang, Hakim MK Kelakar Habis 'Maksiat': Makan, Istirahat, Shalat

    Telat Sidang, Hakim MK Kelakar Habis "Maksiat": Makan, Istirahat, Shalat

    Nasional
    Ditanya Kans Anies-Ahok Duet pada Pilkada DKI, Ganjar: Daftar Dulu Saja

    Ditanya Kans Anies-Ahok Duet pada Pilkada DKI, Ganjar: Daftar Dulu Saja

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com