Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prabowo Blakblakan

Kompas.com - 22/12/2012, 06:20 WIB

Ia berada di podium bukan sebagai jenderal Orde Baru eks Pangkostrad atau Dankopassus. Siang itu Prabowo menjadi bagian dari hadirin yang prihatin dengan kondisi bangsa dan negara.

Akan tetapi, setidaknya ia menyebutkan solusi- solusi untuk menyelesaikan berbagai masalah bangsa. Sekali lagi, solusi-solusi itu bukan ramuan ajaib dan kita pun lebih kurang sudah paham.

Misalnya tentang dilema demokrasi kita. Di satu pihak kita wajib menjaga kelangsungannya—bahkan mematangkannya. Namun, di lain pihak sering timbul pikiran: apakah kita siap berdemokrasi.

Prabowo bercerita lelahnya bersiap dengan visi, misi, dan program pencalonan presiden. Namun, kader-kader partai lebih tertarik pada ”peluru” (baca: dana untuk beli dukungan).

Lalu, ia turba untuk berkampanye. ”Jika saya bicara dengan mereka tentang misi dan visi untuk negara, mereka enggak peduli. Mereka hanya minta berapa uang yang saya keluarkan,” katanya.

Belum lagi persoalan mendasar: apakah ada jaminan Pemilu-Pilpres 2014 tidak amburadul seperti tahun 2009? Menurut dia, ada sekitar 20 juta ”suara hantu” yang ikut mencoblos dalam Pemilu- Pilpres 2009.

Paling menarik, Prabowo menawarkan kepemimpinan ala Demokrasi Terpimpin jika terpilih sebagai presiden periode 2014-2019. Ini demokrasi yang diintrodusir Bung Karno setelah memberlakukan Dekrit Presiden 5 Juli 1959.

”Kita tak punya panduan. Indonesia berada di simpang jalan karena Kurawa bertujuan membajak demokrasi. Sekarang terjadi pertempuran antara Kurawa dan Pandawa. Kondisi ini takkan berubah jika orang-orang baik membisu,” katanya.

Lebih kurang ada kemiripan antara kondisi sekarang dan sebelum Dekrit Presiden. Partai dan politisi bersikap semau-maunya, kesejahteraan rakyat semakin terpuruk.

Itulah yang membuat Bung Karno pasca-Pemilu 1955 mencoba merumuskan ”konsepsi” yang berujung pada Demokrasi Terpimpin. Politik dan partai dikubur hidup-hidup, orang-orang profesional nonpartai dipercaya duduk di kabinet.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com