Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tobat Korupsi, Slogan Demokrat di 2014?

Kompas.com - 20/12/2012, 20:22 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Demokrat pada Pemilu 2009 lalu mengusung slogan "Katakan Tidak pada Korupsi". Namun, slogan itu paradoks dengan realita yang menunjukkan kader-kader Demokrat yang tersangkut kasus korupsi. Slogan anti-korupsi diperkirakan tetap bisa menjadi nilai jual Demokrat dengan memodifikasinya menjadi "Tobat Korupsi".

Hal tersebut diungkapkan Peneliti Centre for Strategic of International Studies (CSIS) J Kristiadi, Kamis (20/12/2012), di Kompleks Parlemen Senayan. "Taubat korupsi saja. Tagline-nya kita tobat untuk korupsi," ujarnya.

Kristiadi melihat Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) setidaknya masih bisa melakukan dua tindakan penyelamatan bagi Demokrat. Pertama, SBY bisa mengajak semua partai koalisi untuk tobat lantaran tindak korupsi sudah lintas partai. Salah satu tindakan tobat korupsi yang bisa ditunjukkan Demokrat adalah dengan menyampaikan pertanggungjawaban keuangan partai dengan jelas. "(Demokrat) harus meminta maaf kepada rakyat, pertanggungjawaban harus jelas. SBY juga harus berani maju sendiri, turun ke rakyat," kata Kristiadi.

Kedua, SBY juga bisa melakukan tindakan tegas di internal Partai Demokrat dengan mendahulukan etika dan regulasi. Kristiadi melihat Demokrat tidak bisa lagi menunggu proses hukum berjalan dan lebih mengutamakan etika. "Siapa pun yang tidak dipercaya publik, sebaiknya mundur saja dan prinsip ini berlaku untuk semuanya, termasuk untuk kerabat dekatnya. Jadi SBY harus ambil tindakan tegas secara internal," pungkas Kristiadi.

Seperti diberitakan, Partai Demokrat kini tengah dilanda berbagai persoalan kasus-kasus korupsi. Sejumlah kader Demokrat seperti Angelina Sondakh, M Nazaruddin, Hartati Murdaya, dan Andi Mallarangeng tak lepas dari jeratan Komisi Pemberantas Korupsi (KPK). Banyaknya kader yang terlibat perkara korupsi langsung membuat elektabilitas Partai Demokrat turun di berbagai lembaga survei.

Belum lagi konflik internal yang terjadi pasca pencopotan Ruhut Sitompul dari kepengurusan partai itu. Ruhut tidak diterima dicopot dan menuding pencopotannya itu dilakukan lantaran dirinya meminta Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum segera mundur. Nama Anas kerap dikaitkan dengan perkara kasus dugaan korupsi di proyek Hambalang Kementerian Pemuda dan Olahraga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BPIP Siapkan Paskibraka Nasional untuk Harlah Pancasila 1 Juni

BPIP Siapkan Paskibraka Nasional untuk Harlah Pancasila 1 Juni

Nasional
Jaksa Agung Mutasi 78 Eselon II, Ada Kapuspenkum dan 16 Kajati

Jaksa Agung Mutasi 78 Eselon II, Ada Kapuspenkum dan 16 Kajati

Nasional
Hari Ke-14 Haji 2024: Sebanyak 90.132 Jemaah Tiba di Saudi, 11 Orang Wafat

Hari Ke-14 Haji 2024: Sebanyak 90.132 Jemaah Tiba di Saudi, 11 Orang Wafat

Nasional
Di Tengah Rakernas PDI-P, Jokowi Liburan ke Borobudur Bareng Anak-Cucu

Di Tengah Rakernas PDI-P, Jokowi Liburan ke Borobudur Bareng Anak-Cucu

Nasional
DPR Sampaikan Poin Penting dalam World Water Forum ke-10 di Bali

DPR Sampaikan Poin Penting dalam World Water Forum ke-10 di Bali

Nasional
Ahok Mengaku Ditawari PDI-P Maju Pilgub Sumut

Ahok Mengaku Ditawari PDI-P Maju Pilgub Sumut

Nasional
Sadar Diri, PDI-P Cuma Incar Kursi Cawagub di Pilkada Jabar

Sadar Diri, PDI-P Cuma Incar Kursi Cawagub di Pilkada Jabar

Nasional
Tersandung Kasus Pemalsuan Surat, Pj Wali Kota Tanjungpinang Diganti

Tersandung Kasus Pemalsuan Surat, Pj Wali Kota Tanjungpinang Diganti

Nasional
Nasdem dan PKB Diprediksi Dapat 2 Jatah Kursi Menteri dari Prabowo

Nasdem dan PKB Diprediksi Dapat 2 Jatah Kursi Menteri dari Prabowo

Nasional
Hari ke-2 Rakernas PDI-P, Jokowi Masih di Yogyakarta, Gowes Bareng Jan Ethes...

Hari ke-2 Rakernas PDI-P, Jokowi Masih di Yogyakarta, Gowes Bareng Jan Ethes...

Nasional
Refleksi 26 Tahun Reformasi: Perbaiki Penegakan Hukum dan Pendidikan Terjangkau

Refleksi 26 Tahun Reformasi: Perbaiki Penegakan Hukum dan Pendidikan Terjangkau

Nasional
Diajak Jokowi Keliling Malioboro, Jan Ethes Bagi-bagi Kaus ke Warga

Diajak Jokowi Keliling Malioboro, Jan Ethes Bagi-bagi Kaus ke Warga

Nasional
Gerindra Minta soal Jatah Menteri Partai yang Baru Gabung Prabowo Jangan Jadi Polemik

Gerindra Minta soal Jatah Menteri Partai yang Baru Gabung Prabowo Jangan Jadi Polemik

Nasional
Gerindra: Nasdem Sama dengan Partai Koalisi yang Lebih Dulu Gabung, Hormati Hak Prerogatif Prabowo

Gerindra: Nasdem Sama dengan Partai Koalisi yang Lebih Dulu Gabung, Hormati Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Pengamat: Sangat Mungkin Partai yang Tak Berkeringat Dukung Prabowo-Gibran Dapat Jatah Menteri

Pengamat: Sangat Mungkin Partai yang Tak Berkeringat Dukung Prabowo-Gibran Dapat Jatah Menteri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com