Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gara-gara Hartati, Semua Tahanan Ingin ke Rumah Sakit

Kompas.com - 20/12/2012, 14:55 WIB
Khaerudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Seringnya terdakwa kasus suap ke Bupati Buol Amran Batalipu, Siti Hartati Murdaya Poo, masuk dan keluar rumah sakit, meski ditahan di rutan Komisi Pemberantasan Korupsi, membuat sejumlah tahanan lain iri. Tahanan lain juga ingin seperti Hartati, bisa masuk dan keluar rumah sakit dari tahanan dalam waktu lama.

Salah seorang petugas KPK, Kamis (20/12/2012), mengatakan, gara-gara Hartati sering masuk dan keluar ke rumah sakit, tahanan lain juga ingin bisa mendapatkan fasilitas seperti mantan anggota Dewan Pembina Partai Demokrat tersebut. "Tahanan lain di gedung KPK seperti Neneng Sri Wahyuni dan Amran juga ingin keluar masuk rumah sakit. Mereka juga ingin mendapatkan izin dari hakim," kata petugas tersebut.

Hartati diketahui sering masuk dan keluar rumah sakit meski yang bersangkutan masih berada dalam tahanan di rutan KPK. Hartati tercatat tiga kali dalam seminggu keluar dari tahanan dengan alasan cek kesehatan ke dokter di RS Abdi Waluyo, Menteng, Jakarta Pusat.

Selain frekuensi kunjungan ke rumah sakitnya yang tiga kali dalam seminggu, dalam setiap kunjungan, Hartati bisa menghabiskan waktu selama 10 jam. Hal ini sudah dilakukan Hartati sejak tiga minggu terakhir.

Sama seperti Hartati, tahanan lain juga rata-rata mengaku mengeluh sakit untuk bisa keluar tahanan dan mendapatkan fasilitas perawatan di rumah sakit. "Ada yang bisa ke Rumah Sakit Abdi Waluyo Menteng, ada yang ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati," ujar petugas ini.

Juru Bicara KPK Johan Budi SP mengakui, KPK tak bisa berbuat banyak. Dengan status Hartati yang saat ini terdakwa di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, maka izin keluar tahanan tidak lagi menjadi wewenang KPK. "Izinnya kan sekarang ada di hakim Pengadilan Tipikor. Kami tak bisa berbuat banyak," ujar Johan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR Meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR Meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

Nasional
Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Nasional
Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Nasional
Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com