JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Wiranto angkat bicara terkait hinaan mantan Menteri Penerangan Malaysia, Zainuddin Mydin yang dialamatkan kepada Mantan Presiden RI, BJ Habibie. Ia mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk bersatu dan bersama-sama mengkoreksi diri untuk persatuan bangsa.
Wiranto yang ditemui siang ini dalam perayaan hari jadi Partai Hanura yang ke-6, di kantor pusat Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Hanura, Tanjung Karang, Jakarta Pusat, mengatakan, secara keseluruhan dirinya mengakui bahwa Bangsa Indonesia saat ini memang sedang memiliki masalah.
"Saya bicara secara keseluruhan. Bangsa ini memang lagi punya masalah, masa lalu saya kira tak akan terjadi seperti ini. Artinya apa? Artinya bangsa yang satu, dengan persatuan membangun satu kekuatan maka tak akan dihina," kata Wiranto di Kantor DPP Hanura, Jakarta, Sabtu (15/12/2012).
Ia mengatakan, melalui peristiwa tersebut, berarti bangsa Indonesia adalah bangsa yang lemah karena lebih mengedepankan emosi. Oleh karena itu, Wiranto mengimbau agar masyarakat Indonesia dapat mengintrospeksi diri.
"Kalau orang lain berani menghina, berarti bangsa ini lemah. Kita janganlah emosi yang dikedepankan. Introspeksi bagaimana bangsa ini agar tidak dihina bangsa lain," kata Wiranto.
Melalui introspeksi tersebut, masyarakat Indonesia dapat membangun persatuan lebih kuat dan menjadi bangsa yang tidak dilecehkan oleh bangsa lain.
"Jangan menyalahkan orang lain. Mari kita coba, kenapa kita dihina? Kenapa kita selalu dilecehkan? Karena dalam diri kita tak satu, dalam kita belum satu," ujarnya.
Seperti diketahui, pekan lalu, mantan Presiden RI itu berada di Selangor, Malaysia, sebagai tamu resmi Kerajaan Malaysia untuk sebuah acara yang digelar di salah satu universitas setempat. Namun, kunjungan Habibie tersebut dianggap oleh mantan Menteri Penerangan Malaysia, Zainuddin Mydin, sebagai bentuk dukungannya terhadap oposisi Anwar Ibrahim, dengan menyebutnya sebagai "Dog of Imperialism".
Kemudian, pernyataan tersebut dimuat dalam sebuah artikel yang ditayangkan pada media Utusan Malaysia. Artikel tersebut mendapat kecaman dari banyak pihak, termasuk DPR RI, yang melayangkan protes keras terhadap Perdana Menteri Malaysia Mohammad Najib Tun Razak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.