Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wiranto: Introspeksi Agar Tak Dihina Bangsa Lain

Kompas.com - 15/12/2012, 15:13 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Wiranto angkat bicara terkait hinaan mantan Menteri Penerangan Malaysia, Zainuddin Mydin yang dialamatkan kepada Mantan Presiden RI, BJ Habibie. Ia mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk bersatu dan bersama-sama mengkoreksi diri untuk persatuan bangsa.

Wiranto yang ditemui siang ini dalam perayaan hari jadi Partai Hanura yang ke-6, di kantor pusat Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Hanura, Tanjung Karang, Jakarta Pusat, mengatakan, secara keseluruhan dirinya mengakui bahwa Bangsa Indonesia saat ini memang sedang memiliki masalah.

"Saya bicara secara keseluruhan. Bangsa ini memang lagi punya masalah, masa lalu saya kira tak akan terjadi seperti ini. Artinya apa? Artinya bangsa yang satu, dengan persatuan membangun satu kekuatan maka tak akan dihina," kata Wiranto di Kantor DPP Hanura, Jakarta, Sabtu (15/12/2012).

Ia mengatakan, melalui peristiwa tersebut, berarti bangsa Indonesia adalah bangsa yang lemah karena lebih mengedepankan emosi. Oleh karena itu, Wiranto mengimbau agar masyarakat Indonesia dapat mengintrospeksi diri.

"Kalau orang lain berani menghina, berarti bangsa ini lemah. Kita janganlah emosi yang dikedepankan. Introspeksi bagaimana bangsa ini agar tidak dihina bangsa lain," kata Wiranto.

Melalui introspeksi tersebut, masyarakat Indonesia dapat membangun persatuan lebih kuat dan menjadi bangsa yang tidak dilecehkan oleh bangsa lain.

"Jangan menyalahkan orang lain. Mari kita coba, kenapa kita dihina? Kenapa kita selalu dilecehkan? Karena dalam diri kita tak satu, dalam kita belum satu," ujarnya.

Seperti diketahui, pekan lalu, mantan Presiden RI itu berada di Selangor, Malaysia, sebagai tamu resmi Kerajaan Malaysia untuk sebuah acara yang digelar di salah satu universitas setempat. Namun, kunjungan Habibie tersebut dianggap oleh mantan Menteri Penerangan Malaysia, Zainuddin Mydin, sebagai bentuk dukungannya terhadap oposisi Anwar Ibrahim, dengan menyebutnya sebagai "Dog of Imperialism".

Kemudian, pernyataan tersebut dimuat dalam sebuah artikel yang ditayangkan pada media Utusan Malaysia. Artikel tersebut mendapat kecaman dari banyak pihak, termasuk DPR RI, yang melayangkan protes keras terhadap Perdana Menteri Malaysia Mohammad Najib Tun Razak.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

    Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

    Nasional
    PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR Meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

    PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR Meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

    Nasional
    Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

    Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

    Nasional
    Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

    Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

    Nasional
    Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

    Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

    Nasional
    KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

    KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

    Nasional
    Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

    Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

    Nasional
    Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

    Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

    Nasional
    KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

    KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

    Nasional
    Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

    Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

    Nasional
    Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

    Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

    Nasional
    Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

    Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

    Nasional
    Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

    Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

    Nasional
    Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

    Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

    [POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com