Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ruhut Didepak dari DPP Demokrat, Tamparan buat SBY

Kompas.com - 14/12/2012, 08:23 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Didepaknya Ruhut Sitompul dari kepengurusan Dewan Pimpinan (DPP) Partai Demokrat diyakini lantaran perbedaan sikap Ruhut dengan mainstream DPP di bawah kepemimpinan Anas Urbaningrum.

Gun Gun Heryanto, pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, mengatakan, desakan Ruhut agar Anas mundur sebagai Ketua Umum DPP Partai Demokrat tentunya menimbulkan jarak komunikasi politik antara Ruhut dan pengurus DPP, terutama Anas.

"Posisi Ruhut yang dianggap menyimpang di dalam perspektif kubu Anas tentunya dengan mudah diposisikan sebagai orang yang membahayakan eksistensi Anas dan kawan-kawan," kata Gun Gun ketika dihubungi, Jumat (14/12/2012).

Gun Gun menilai Anas tentu sulit ketika mengambil keputusan. Di satu sisi, keputusan itu bisa menjadi bola liar lantaran Ruhut bakal semakin kencang mendesak Anas mundur atau keputusan itu bisa menjadi katalisator opini publik negatif bagi Anas.

"Tapi, di sisi lain, membiarkan menjadi elite pengurus DPP riskan bagi Anas karena sangat mungkin menjadi katalisator bagi ketidaksolidan pengurus. Selain itu, menjadi preseden buruk bagi sistem keorganisasian. Maka, di antara dua pilihan yang serbasulit itu, Anas mengambil sikap 'memarkir' Ruhut dari kepengurusan," kata Gun Gun.

Pengajar Universitas Paramadina itu menambahkan, Ruhut tentunya sulit menerima pencopotan itu. Sebelumnya, Ruhut mendapat jabatan elite sebagai Ketua Departemen Komunikasi dan Informatika DPP Demokrat. Kini, politisi yang dekat dengan Ketua Dewan Pembina Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono itu tak memiliki jabatan apa pun di DPP.

"Terdepaknya Ruhut ini menjadi tamparan bagi SBY karena satu demi satu orang dekat SBY rontok," katanya.

Sebelumnya, Andi Mallarangeng telah mundur dari Sekretaris Dewan Pembina Demokrat.

Seperti diberitakan, pascaterungkapnya kasus dugaan korupsi proyek pembangunan Hambalang, Ruhut terang-terangan meminta Anas dan kader lain yang disebut-sebut terlibat korupsi untuk bersikap legowo dengan mundur dari kepengurusan partai.

Ruhut khawatir Anas terjerat ketika mendekati Pemilu 2014 . "Kebayang nanti naik kelasnya (Anas) last minute menjelang Pemilu 2014 , karam langsung partai kami. Legowo makanya kepada kawan-kawan kami," kata Ruhut beberapa waktu lalu.

Baca juga:
Ruhut Janji Tak Akan Pindah Partai

Ruhut Tuding Pencopotan Ulah 'Badut-badutnya' Anas
Ruhut Didepak dari DPP Demokrat
Ruhut: Anas Kena di Last Minute, Karam Demokrat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

    Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

    Nasional
    Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

    Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

    Nasional
    Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

    Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

    Nasional
    Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

    Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

    Nasional
    Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

    Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

    Nasional
    Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

    Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

    Nasional
    Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

    Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

    Nasional
    Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

    Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

    Nasional
    PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

    PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

    Nasional
    Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

    Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

    Nasional
    Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

    Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

    Nasional
    Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

    Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

    Nasional
    Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

    Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

    Nasional
    Menaker: Pancasila Jadi Bintang Penuntun Indonesia di Era Globalisasi

    Menaker: Pancasila Jadi Bintang Penuntun Indonesia di Era Globalisasi

    Nasional
    Momen Jokowi 'Nge-Vlog' Pakai Baju Adat Jelang Upacara di Riau

    Momen Jokowi "Nge-Vlog" Pakai Baju Adat Jelang Upacara di Riau

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com