Amran menjelaskan lagi, tuntutan para pengunjuk rasa tersebut untuk meminta kenaikan gaji, permintaan rehabilitasi rumah, pembangunan sekolah, masalah bonus, dan masalah timbangan. Semua merupakan aspirasi karyawan.
”Demi Allah saya tidak pernah lakukan itu. Tuduhan ini yang banyak orang menganggap saya sebagai bupati preman. Justru saya yang dizalimi,” kata Amran.
Mogok karyawan berlangsung pada Januari hingga Februari terkait masalah upah. Semua kegiatan berhenti. Karyawan yang mogok mengancam karyawan yang bekerja agar ikut mogok.
”Mei kembali mogok, semua tak bekerja,” kata Yani Ansori, General Manager PT HIP.
Gondo Sudjono, Direktur Operasional PT HIP, juga mengakui bahwa yang berunjuk rasa hanya karyawan PT HIP.